Sukses

Pakai QRIS, Bayar Cukur Rambut Jadi Lebih Praktis

Untuk pelanggan, diberikan opsi membayar tunai dan nontunai. Untuk nontunai, disediakan pilihan berbagai opsi pembayaran dengan kode QR.

Liputan6.com, Bandung - Hari mendekati sore, Galih Nugraha memacu motornya sepulang dari tempat kerjanya di bilangan Merdeka, Kota Bandung. Karyawan di salah satu toko musik itu bergegas menuju salah satu tempat potong rambut di kawasan Antapani.

Kurang dari setengah jam, Galih bersama motor sport-nya tiba di halaman parkir Paparock Barbershop yang berada di kawasan Kuningan Raya. Ia memasuki ruangan mendekati kasir.

Sang kasir menanyakan nama. Tanpa menunggu lama, Galih pun dipersilakan menuju kursi yang disediakan bagi pelanggan untuk mencukur rambut.

Bagi Galih yang berusia 26 tahun, potong rambut termasuk dalam agenda teratur.

"Rutinnya 4-6 minggu sekali. Kalau sudah agak panjang dikit rasanya enggak nyaman aja," kata Galih kepada Liputan6.com, Kamis (13/1/2022).

Tak hanya rutin, Galih juga memilih memotong rambut di barbershop langganannya. Ia memilih Paparock Barbershop karena berada tak jauh dari rumahnya.

"Selain dekat ke rumah, saya senang dengan pelayanannya. Mulai dari treatment dan kapster yang oke sampai pembayarannya praktis," ucap Galih.

Prosedur potong rambut di Paparock Barbershop memang berbeda dari tempat cukur pada umumnya. Penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 melalui kontak fisik sudah terasa saat masuk ke area tempat potong rambut.

Tiap pengunjung terlebih dulu harus melakukan pengecekan suhu tubuh. Setelahnya, pengunjung diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer.

Selain itu, Paparock Barbershop juga memberlakukan pembatasan jarak fisik dengan menerapkan tanda silang di bangku tunggu. Petugas kasir di sini juga diberi tugas tambahan untuk sebagai pengingat agar pengunjung selalu menjaga jarak fisik dan memakai masker selama menunggu antrean.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Transaksi Jadi Lebih Gampang

Untuk pelanggan, diberikan opsi membayar tunai dan nontunai. Untuk nontunai, disediakan pilihan berbagai opsi pembayaran dengan kode QR. Salah satunya QR dompet digital milik DANA.

"Kebetulan saya memang sudah lama menggunakan DANA. Sudah dua tahun terakhir menggunakan aplikasi pembayaran digital ini untuk membayar berbagai keperluan, termasuk potong rambut di sini," kata Galih.

Indra, salah seorang kapster menyebut sudah menjadi kewajiban baginya untuk mencuci tangan dengan rutin, selalu menggunakan masker dan sarung tangan, serta mengonsumsi vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga kenyamanan serta memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin menata penampilannya.

"Tentu kita selalu memerhatikan protokol kesehatan. Bahkan, untuk membayar pun kita sediakan pembayaran dengan dompet digital agar mengurangi kontak fisik dan tentunya lebih praktis," ujar Indra.

Pembayaran secara elektronik khususnya penggunaan dompet digital saat ini sudah menjadi tren di masyarakat. Dompet digital dinilai lebih mudah dan efisien ketika melakukan pembayaran.

Pembayaran digital di Indonesia dikenal dengan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Ini merupakan satu kode QR standar buat semua jenis aplikasi pembayaran di Indonesia.

Fungsinya supaya pembayaran jadi lebih mudah, cepat, dan terpadu. Secara berkala, QRIS bakal menggantikan kode QR masing-masing aplikasi pembayaran.

Adanya kode QR membuat pelanggan potong rambut seperti Galih lebih tenang karena transaksi jadi makin gampang dan cepat. Tinggal buka aplikasi DANA, pindai QRIS, dan bayar.

Selain itu, transaksinya aman karena ada DANA Protection dan bersertifikasi PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Yang bikin Galih lebih yakin lagi, DANA tidak pernah menyimpan informasi nomor kartu bank, tanggal kadaluarsa, nomor CVV dan detail lainnya.

"Makanya, selama ini semua transaksi aman, bayar apa pun juga makin nyaman," ujar Galih.

3 dari 4 halaman

Ekonomi Digital Mengalami Peningkatan

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, selama pandemi Covid-19, ekonomi digital mengalami peningkatan dibanding yang lainnya. Di Jabar, pembayaran kepada pemerintah pun meningkat hampir 30 persen karena kemudahan digital.

Suatu hari nanti, pria yang akrab disapa Emil ini berharap orang-orang di Jawa Barat tidak lagi membawa uang tunai.

"Jadi menggunakan QRIS atau apa pun itu, karena mayoritas usaha Jawa Barat ini UKM, tahun ini kita fokus menolong UKM-UKM agar bangkit," kata Emil belum lama ini.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Herawanto. Ia menyebutkan, Bank Indonesia melalui sistem pembayaran terus berupaya merumuskan kerangka kebijakan untuk mendorong kelancaran sistem pembayaran nasional.

"Sistem pembayaran nasional antara lain dengan mendorong transaksi non tunai dan peluncuran QRIS. Pemanfaatan QRIS menjadi salah satu solusi dalam menyikapi wabah Covid-19 yang mampu mengurangi pola interaksi," ujarnya.

Dia menambahkan, QRIS hadir dalam rangka memudahkan transaksi perdagangan, layanan publik, transaksi pemerintah daerah, dan kegiatan ibadah keagamaan.

"Benefit penggunaan QRIS adalah lebih higienis sehingga membantu mengurangi penyebaran Covid-19, mengikuti tren dengan cara bayar non tunai, mudah didistribusikan via aplikasi perpesanan dan membantu pengembangan inklusi ekonomi bagi pemerintah," tuturnya.

Terpisah, Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Retno Ponco Windarti mengatakan, realisasi penggunaan QRIS tahun 2021 telah melebihi target. Tercatat sampai November 2021 sudah ada 13 juta merchant UMKM yang menggunakan QRIS sebagai sistem pembayarannya.

"Tahun 2021 target kita mengakuisisi 12 juta merchant dengan QRIS, tapi di November sudah sampai 13 juta pengguna," kata Retno dalam acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2021: Inovasi Mendorong Pemulihan Ekonomi, Jakarta, pada Jumat (3/12/2021) lalu.

QRIS sendiri hadir pada 17 Agustus 2019 lalu. Perkembangannya makin pesat ketika pandemi Covid-19 terjadi. QRIS menjadi solusi sistem pembayaran yang paling aman karena menghindari interaksi langsung yang berpotensi adanya perpindahan virus Corona.

Dalam waktu cepat, QRIS saat ini sudah tersebar di 34 provinsi. Bahkan mayoritas pengguna QRIS merupakan pelaku UMKM yang menjalankan bisnisnya di tengah masa-masa sulit.

"Sebanyak 88 persen ini dilakukan UMKM sehingga diharapkan bisa bantu masyarakat menjalankan usahanya di masa pandemi," ujar Retno.

Adapun saat ini Bank Indonesia tengah melakukan perluasan QRIS dan mulai menerapkan Standar Open API (SNAP) dalam sistem pembayaran. Dua hal tersebut tengah dikerjakan Bank Indonesia dengan asosiasi sistem pembayaran. Tujuannya agar mempercepat penyediaan layanan sistem pembayaran yang lebih baik lagi

4 dari 4 halaman

DANA Optimis QRIS Percepat Inklusi Keuangan Digital

CEO DANA Vincent Iswara menyatakan bahwa pihaknya optimis implementasi QRIS akan berdampak positif dalam mempercepat terwujudnya inklusi keuangan digital dan budaya bertransaksi non tunai di Indonesia.

“Kami percaya dengan penerapan QRIS, ekonomi digital nasional akan meningkat karena lebih efisien dan produktif, serta membantu inklusi finansial digital," kata Vincent.

Menurut Vincent, aplikasi DANA telah memiliki fitur pemindaian yang mampu membaca QRIS. Selain itu, perangkat-perangkat DANA yang terpasang di berbagai mitra merchant juga telah mengadopsi QRIS.

"Dengan begitu, baik pengguna maupun mitra merchant DANA telah siap melakukan transaksi menggunakan DANA QRIS," ujarnya.

Vincent mengatakan, penerapan DANA QRIS juga membuka peluang yang makin besar dalam mengedukasi masyarakat akan manfaat bertransaksi non tunai. Masyarakat juga akan dapat merasakan nyamannya menggunakan DANA.

Penerapan DANA QRIS sangat menguntungkan pengguna dompet digital dan merchant dengan adanya perluasan akses, serta adanya efisiensi dalam bertransaksi melalui satu kode QR yang dapat dibaca oleh beragam aplikasi pembayaran digital QRIS.

"Dengan adanya DANA QRIS, pelaku usaha maupun puluhan jutaan pengguna dompet digital DANA bisa merasakan DANA QRIS yang praktis, mudah dan aman," kata Vincent.

Dalam sebuah acara DANA Connect bertema “Digital Payment Outlook 2022: Connectivity for Inclusivity Through an Open API” baru-baru ini, Vincent mengatakan DANA menjadi salah satu anggota dalam Working Group Nasional Open API, yang mana DANA terlibat aktif dalam perumusan pedoman teknis dan tata kelola Open API.

"Oleh karena itu, DANA merupakan first mover yang akan menerapkan SNAP bersama dengan first movers lainnya pada Juni 2022. Ini adalah bentuk dukungan kami untuk menciptakan sistem pembayaran yang efisien, efektif, aman dan andal sebagaimana digariskan BI lewat peluncuran SNAP. Sebelumnya, DANA juga sudah mengimplementasikan fitur QRIS baik untuk MPM (merchant presented mode), CPM (customer presented mode), TTM (tanpa tatap muka), TTS (transfer, tarik, setor) dan Cross Border," katanya.

Vince menambahkan DANA telah menyusun strategi dan timeline integrasi dengan sejumlah pihak untuk implementasi SNAP di 2022, di antaranya dengan BRI, BCA dan Bukalapak.

"Dengan menerapkan standar keamanan praktik layanan Open API yang telah merata serta sistem yang lebih andal, secara jangka panjang DANA turut memberikan dampak dalam memperluas akses layanan keuangan, mengintegrasikan berbagai layanan perbankan, memudahkan pengelolaan keuangan, dan meningkatkan keamanan nasabah," tuturnya.