Liputan6.com, Bandung - Beberapa waktu lalu beredar informasi melalui pesan suara adanya gempa susulan di Banten berkekuatan besar dan menimbulkan tsunami di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Namun, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan informasi pesan suara tersebut adalah tidak benar.
Baca Juga
Advertisement
Assalamualaikum, buat semua keluarga besar Palabuhanratu ini barusan saya dapat warning dari BMKG mau ada gempa susulan tapi akan berdampak potensinya ke tsunami untuk pantai selatan, jadi untuk yang jualan-jualan di pinggir laut tu tolong semalam ini tidur di rumah dulu deh nggak usah di warung ya, tolong ya kasih tahu semua itu.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menyatakan informasi tersebut hoaks. Dia menerangkan, pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB, wilayah selatan Banten diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,6.
Episenter gempa terletak pada koordinat 7,21° LS; 105,05° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.
"Untuk informasi dari pesan suara yang saat ini beredar yang menyatakan akan ada gempa susulan berkekuatan besar dan menimbulkan tsunami di Pelabuhan Ratu adalah berita bohong (hoaks) yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan keresahan di masyarakat," kata Rahayu melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin (17/1/2022).
Rahayu mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di Pelabuhan Ratu dan sekitarnya untuk tidak mempercayai berita bohong tersebut. "Pastikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami bersumber resmi dari BMKG," ucapnya.
Rahayu menambahkan, gempa susulan sampai saat ini sudah jauh menurun dengan kekuatan yang jauh lebih kecil.
"Jadi, jika ada yang menyatakan akan ada gempa susulan yang lebih besar serta menyebabkan tsunami adalah tidak benar, karena sampai saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi secara pasti, kapan, di mana serta berapa (besarannya)," ujar Rahayu.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.