Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik manusia dengan satwa liar dilindungi kembali terjadi di Riau. Kali ini adalah dua gajah yang melintasi sejumlah desa di Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Dua gajah sumatra itu hilir mudik masuk ke perkebunan masyarakat setempat. Tak jarang keberadaannya mendekati permukiman sehingga membuat warga ketar-ketir.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen Siregar, menyebut pihaknya tengah melakukan mitigasi konflik hingga sekarang. Keberadaan gajah susah ditebak oleh petugas yang turun di lapangan.
"Petugas juga terkadang ketinggalan pergerakan gajah," kata Andri, Selasa petang, 18 Januari 2022.
Andri menjelaskan, gajah ini sudah melintasi Desa Alim, Desa Lahai, Desa Sipang, dan Desa Kampung Baru, Kecamatan Batang Cenaku. Mitigasi dilakukan tim Resort BBKSDA Kerumutan Selatan sejak Jumat pekan lalu.
"Mitigasi melibatkan organik pecinta satwa, pihak desa, dan polisi," jelas Andri.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Sering Berpindah
Andri mengakui ada kebun warga yang rusak karena dimakan oleh dua gajah tersebut. Di lahan pertanian warga, petugas juga menemukan kotoran dan jejak satwa berbelalai panjang itu.
"Petugas sudah menemui pemilik lahan dan warga sekitar sekaligus sosialisasi agar tidak bertindak anarkis karena gajah merupakan satwa dilindungi," jelas Andri.
Andri mengatakan, penggiringan terkendala oleh banyaknya pemukiman, lahan perkebunan sawit, serta sawah berisi tanaman padi siap panen. Tim sulit bergerak karena khawatir gajah akan masuk ke perkebunan.
"Terakhir dua ekor gajah ini terpantau di Desa Kampung Baru, ini sudah mendekati perbatasan Riau dan Jambi," kata Andri.
Andri menyebut tim sudah bergerak ke daerah perbatasan itu. Gajah diketahui sudah bergerak ke desa lainnya dan diperkirakan mengarah ke Kecamatan Batang Peranap.
"Semoga gajah ini bisa digiring untuk kembali ke habitatnya," ucap Andri.
Advertisement