Sukses

'Panglima Damai Poso', Literasi untuk Menghapus Stigma Negatif Poso

Literasi dengan membuat buku menjadi salah satu cara menjadikan Kabupaten Poso lebih damai, seperti yang dilakukan Khoirul Anam, seorang penulis yang membuat buku tentang Ustad Adnan yang dikenal sebagai tokoh penting dalam perdamaian di Poso.

Liputan6.com, Palu - Literasi dengan membuat buku menjadi salah satu cara menjadikan Kabupaten Poso lebih damai, seperti yang dilakukan Khoirul Anam, seorang penulis yang membuat buku tentang Ustaz Adnan yang dikenal sebagai tokoh penting dalam perdamaian di Poso.

Bagi orang di luar Sulawesi Tengah, mendengar Kabupaten Poso barangkali yang terbayang adalah kekerasan dan pertikaian. Hal yang kaprah lantaran kabupaten itu sejak 1999 hingga hampir se-dekade lamanya menjadi medan permusuhan yang dibalut isu-isu agama.

Stigma itu yang coba dihilangkan oleh Khoirul Anam dalam bukunya ‘Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso’.

Sosok yang diangkat oleh Khoirul Anam itu adalah tokoh yang biasa disapa Ustad Adnan. Dia adalah sesepuh warga Poso, penyintas konflik, dan tokoh perdamaian yang dikenal getol mengedepankan dialog antarumat beragama sebagai bagian dari upaya damai di wilayah tersebut.

Dia jugalah tokoh sentral yang saat situasi Poso penuh kekerasan menjadi rujukan warga. Kala itu dia menjadi panglima bagi warga muslim.

Buku setebal 266 halaman itu merangkum rekontruksi sejarah konflik di Poso mulai dari pemicu, hingga upaya merajut damai yang penuh dinamika yang dilakoni Ustad Adnan bersama para tokoh agama lainnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Referensi di Tengah Literasi Damai yang Sepi

Pengasuh pondok pesantren di Poso itu mengungkapkan Kabupaten Poso saat ini sudah benar-benar meninggalkan pertikaian apalagi yang bermotif agama. Dari konflik itu Ustaz Adnan mengakui dialog antarmasyarakat terbukti jadi kunci menuju perdamaian.

“Masyarakat Poso punya pelajaran dari situasi konflik dulu; menang jadi arang, kalah jadi abu. Mereka ingin damai agar daerah maju seperti kabupaten tetangganya,” Ustad Adnan menegaskan, Kamis (20/1/2022).

Bagi Khoirul Anam, penulis buku tersebut, kisah Ustaz Adnan yang kini berusia 76 tahun itu penting untuk “diawetkan” sebagai referensi sejarah dan mengikis stigma negatif tentang Poso.

Buku yang ditulis selama setahun itu juga diharapkan jadi literasi untuk generasi muda agar tidak terpapar radikalisasi yang terus membawa dendam.

“Sejauh ini saya melihat literasi tentang Poso yang damai masih kurang. Saya ingin kita semua menyuarakan semangat perdamaian ini,” Khoirul Anam menuturkan dalam acara launching buku ‘Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso’ di Palu, Kamis (20/1/2022).