Liputan6.com, Denpasar - Ajang kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 seri ke-4 digelar di Bali. Salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama Penyelenggara BRI Liga 1 salah satunya adalah membangkitkan perekonomian Bali yang sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.
Kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 digelar di Bali terbukti membuat beberapa sektor kembali bergeliat, seperti membawa berkah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Antusiasme pecinta sepak bola rupanya membuat UMKM semakin meningkat, terlebih di Bali sebagai tuan rumah ajang sepak bola paling bergengsi di Indonesia tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menyampaikan, kultur sepak bola yang kuat di Indonesia membuat gelaran BRI Liga 1 disambut dengan positif oleh masyarakat. Keterkaitan yang beragam dari ajang sepak bola sekaligus menstimulasi berbagai pelaku ekonomi terkait mulai bangkit.
"Masyarakat Indonesia sudah kita kenal memiliki kecintaan yang besar terhadap sepak bola. Maka dari itu, BRI senantiasa hadir mendukung perhelatan sepak bola karena kami melihat banyak sekali dampak positif yang timbul. Tidak hanya bagi pelaku industri sepak bola, namun juga UMKM," kata Catur di Bali, Minggu (23/1/2021).
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hotel-hotel di Bali Mulai Bergeliat
Ia menyebut, BRI berkomitmen terus memperkuat bisnis pada sektor UMKM, sebagaimana tercermin dari portofolio kredit UMKM BRI yang sudah melampaui 80% dari total kredit. Dukungan terhadap sektor UMKM juga ditopang oleh komitmen BRI yang berusaha meningkatkan peran di segmen ultra mikro.Â
Geliat ekonomi di Bali yang mulai mengalami perbaikan berkat adanya BRI liga 1 dapat ditemui salah satunya di Bali United Cafe di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Usai sempat tutup selama 1,5 tahun akibat pandemi, cafe ini memutuskan kembali beroperasi seiring antusiasme masyarakat terhadap BRI liga 1 yang terus menanjak.Â
Sementara itu, supervisor Bali United Cafe, Daniel Rinekso mengatakan dampak positif pertama yang datang berkat antusiasme BRI Liga 1 ialah kembalinya mata pencaharian 15 pekerjanya. Dirinya menyebut 15 pekerja yang sebelumnya dirumahkan kini bisa bekerja kembali.
"Kami sangat senang dengan adanya Liga 1 yang disponsori oleh BRI, karena ini akan turut membantu bangkitnya sektor pariwisata Bali. Contohnya, dengan terisinya hotel-hotel dengan kehadiran tim BRI Liga 1. Kami pun jadi bisa membuka kembali Bali United Cafe, dan mempekerjakan karyawan yang sudah lama dirumahkan," ucap Daniel Rinekso.
Menurutnya, Bali United Cafe membuka kembali operasional pun berbuah manis. Terbukti, terdapat lonjakan kunjungan hingga 75% sejak cafe tersebut kembali buka. Kinerja cafe pun kembali terdongkrak dengan membukukan omzet harian sebesar Rp8 juta pada weekdays dan Rp10 juta pada weekend.Â
Selain itu, bukan melulu pengunjung muda, keluarga, atau komunitas, tapi pemain-pemain di BRI Liga 1 usai berlatih pun kerap menyambangi kafe ini. Daniel berharap, situasi pandemi Covid-19 bisa terus terjaga dan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak kembali terjadi adanya pembatasan mobilitas.
"Traffic harian di Bali United Cafe terbilang baik. Meski tentunya peak jika ada pertandingan di Stadion I Wayan Dipta. Namun, kami senang dapat kembali membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan melayani pengunjung yang sudah rindu dengan suasana di stadion dan menu-menu kami," ujar Daniel.
Â
Advertisement
Omzet UMKM Meningkat
Di sisi lain pulihnya perekonomian juga menjalar pada sektor lainnya. Nasib ini dialami oleh Kios Maw yang bergerak di bidang cinderamata dan oleh-oleh khas Bali. I Putu Arya Widyanata, pemilik Kios Maw, mengatakan suntikan modal dari BRI membuat usaha yang dibangunnya perlahan menunjukan pemulihan.
I Putu Arya terdaftar sebagai nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dengan menerima suntikan modal sebesar Rp120 juta pada 2021. Kredit yang diterima itu menjadi amunisi bagi Kios Maw untuk meningkatkan produktivitas, sehingga terjadi kenaikan omzet menjadi Rp20 juta per bulan.
"Usaha ini sudah dirintis sejak tahun 1997 oleh Ibu Dewa Ayu Merta Adnyani, yang berlokasi di kios sebelah pasar Sukawati. Kini setelah mendapatkan pembiayaan dari BRI, usaha kami perlahan bisa bangkit kembali," kata I Putu Arya.
Manfaat serupa juga dirasakan pengusaha lain, Ni Nyoman Indrawati, yang meneruskan usaha orang tuanya di bidang kerajinan kayu. Semula fokus pada pasar luring di Lippo Mall dan Pasar Seni Kuta, saat ini Ni Nyoman merambah pasar daring melalui situs www.novica.com.
Digitalisasi bisnis yang didukung pendanaan Rp100 juta dari BRI membuat usaha Ni Nyoman berkembang pesat, dengan omzet Rp400 juta per bulan.
"Melalui strategi usaha yang saya terapkan, saya masih bisa bertahan di masa yang penuh ketidakpastian ini. Kami juga menyadari pentingnya memperluas pasar serta dukungan pembiayaan dapat membuat usaha kami mengalami peningkatan, semoga usaha yang saya kembangkan ini bisa ‘naik kelas’ ya,"tutur dia.
18 Klub Bermarkas Sementara di Bali
Dikonfirmasi terpisah, Sudjarno, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengatakan hal itu adalah salah satu yang diinginkan Gubernur Bali, I wayan Koster agar kompetisi kasta tertinggi itu digelar di Pulau Dewata.Â
"Untuk lebih detailnya adalah pemerintah Provinsi Bali, tapi jika memang diadakannya kompetisi Liga 1 di Bali ini menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi Bali itu bagus. Karena itu yang diinginkan oleh bapak Gubernur Bali, ketika mengajukan permohonan Liga 1 diajukan di sini (Bali)," kata dia di Bali.
Sudjarno tak menampik jika kedatangan tim-tim peserta kompetisi BRI Liga 1 menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi Bali yang sempat terpuruk lantaran adanya pandemi Covid-19.
"Yang nantinya merasakan dampak baiknya (pemulihan ekonomi) adalah Pemerintah Provinsi Bali. Bagaiman dilihat dari ekonominya, yang jelas banyak hotel dan transportasi banyak dipakai oleh klub-klub peserta liga 1," tutur Sudjarno.
Ia mengaku melihat perubahan suasana hotel-hotel khususnya di kawasan Kuta dan sekitarnya mulai ramai. Tidak dipungkiri lantaran ada 18 klub menjadi peserta ajang komptisi ini dan sejak tanggal awal Bulan Januari 2022 semua klub itu sudah bermarkas sementara di Bali.
"Saya juga sudah bolak balik ke Bali saya lihat perkembangan sudah cukup hidup ya banyak hotel yang terisi penuh, walaupun saya sementara lihat masih wisatawan domestik tapi sudah cukup hidup. Kita juga membantu itu dalam rangka itu (pemulihan ekonomi) juga, dan banyak hotel-hotel penuh. Juga alhamdulilah pak gubernur memfasilitasi (mengizinkan Bali sebagai venue liga 1)," ucap dia.
Advertisement
Kehadiran Penonton dengan Prokes Ketat
Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster menyebut sepak bola menjadi hiburan atau tontonan yang paling diminati masyarakat. Untuk itu, ia meminta jika kompetisi digelar di Bali dengan penonton harus menjalankan aturan protokol kesehatan ketat.Â
Koster tak hanya memberikan lampu hijau, tapi ia juga meminta kepada pengelola hotel memberikan potongan harga untuk klub-klub yang tengah berkompetisi di Bali.Â
"Kami akan memberikan dukungan untuk tes antigen untuk pemain, pelatih dan official, termasuk memberikan fasilitas lapangan secara gratis. Untuk permohonan diskon tempat menginap atau hotel yang ditempati pemain dan official sedang dikomunikasikan dengan PSSI dan penyelenggara," ujar Koster beberapa saat lalu.Â
Koster menambahkan, terkait rencan penonton yang akan dihadirkan dalam kompetisi tersebut ia meminta kepada penyelenggara harus benar-benar menjalankan aturan yang saat ini berlaku, seperti penerapan prokes, sudah vaksin dosis pertama dan kedua, melakukan tes antigen setiap akan memasuki stadion.
"Yang harus diperhatikan adalah saat masuk ke stadion, wajib memiliki aplikasi Peduli Lindungi, wajib swab dan mematuhi protokol kesehatan," katanya memungkasi.