Liputan6.com, Bandung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar sejauh ini masih terkendali. Sementara untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), hingga saat ini Pemprov Jabar masih tetap memberlakukan 100 persen.
Baca Juga
Advertisement
Emil, sapaannya mengatakan, dari 33 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron, 31 di antaranya sudah sembuh.
"Omicron di Jabar sampai sekarang masih terkendali. Dari 33 kasus terkonfirmasi, 31-nya sudah sembuh. Sisanya dua masih dirawat di BPSDM," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022).
"Jadi, asumsinya varian Omicron itu cepat menular dan cepat juga sembuhnya, rata-rata 3 sampai 4 hari," ucap Emil menambahkan.
Sementara, kasus harian Covid-19 di Jabar sampai kemarin tercatat bertambah 409 kasus. Emil menyatakan, 409 kasus itu adalah bukan varian Omicron.
"Jadi kasus harian yang naik di Jabar masih kami asumsikan varian non-Omicron. Artinya, masih Delta atau varian yang sebelumnya," ujarnya.
Untuk pelaksanaan PTM, hingga saat ini di Jabar masih tetap memberlakukan 100 persen. Hal itu sudah sesuai dengan kajian terukur dan akan dibarengi dengan pengetesan secara acak.
"PTM tetap dilaksanakan 100 persen karena kita mengambil keputusan sesuai dengan informasi yang terukur termasuk mengetes secara acak di sekolah yang sampai saat ini belum ditemukan kasus yang mengkhawatirkan," tutur Emil.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan di Bandung
Kebijakan WFH Sesuai Aturan PPKM
Adapun untuk kebijakan work from home (WFH) disesuaikan dengan level PPKM di setiap daerah. Saat ini 10 daerah di Jabar ada di PPKM level 1, sisanya 17 daerah menerapkan PPKM level 2.
"Ketika mayoritasnya level 1 tentunya tidak terlalu WFH karena situasinya kondusif, tapi kalau ada level 2 mau ke level 3, maka WFH akan diberlakukan lagi," ucap Emil.
Emil mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas. "Tak usah terlalu khawatir. Yang penting waspada saja, lakukan prokes ketat karena hidup harus tetap produktif," ujarnya.
Advertisement