Sukses

Tekad Ratusan Kiai Kampung Dai Kamtibmas Garut Berantas Radikalisme dan Intoleran

Kehadiran dai kamtibmas dinilai penting dalam menyebarkan pemahaman hidup rukun, penuh toleran dan saling menghargai di tengah kehidupan bermasyarakat.

Liputan6.com, Garut - Kepolisian Resort Garut, Jawa Barat merangkul ratusan kiai, ustaz, ajengan, ulama kampung di kabupaten Garut, membentuk wadah Daikamtibmas (Dai Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) polres Garut untuk meredam radikalisme dan intoleransi.

Gawean bareng antara MUI, dan Forkopimda Garut itu, didesain menjadi duta polisi dalam menyebarkan dakwah santun dan penuh kasih sayang bagi masyarakat, sekaligus menangkal menyebarnya sikap intoleran dan radikalisme di tengah masyarakat.   

“Ada sekitar 115 orang kepengurusan tingkat kabupaten dan polsek jajaran tiap kecamatan yang kami bentuk,” ujar Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, dalam sambutan pengukuhan Dai Kamtibmas, di Mapolres Garut, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya, isu penyebaran faham Negara Islam Indonesia (NII), islam baiat yang sarat dengan intrik radikalisme dan intoleran cukup meresahkan masyarakat Garut. Sehingga dibutuhkan upaya penyadaran bersama seluruh tokoh masyaraat.

"Perlu ada upaya kongkrit menghindari faham NII, islam baiat, ahmadiyah, syiah dan banyak faham lainnya," kata dia.

Untuk itu kehadiran dai kamtibmas dinilai penting dalam menyebarkan pemahaman hidup rukun, penuh toleran dan saling menghargai di tengah kehidupan bermasyarakat.

“Nanti setelah ini bisa bertambah lagi (kepengurusan) sampai tingkat desa, kelurahan hingga tingkat RT dan RW,” ujar dia.

Dalam prakteknya, mereka akan berkolaburasi dengan anggota bhabinkamtibmas di tiap wilayah, untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat.

“Visi dan misi tekad kami adalah bagaimana pengembangan umat, di satu sisi dan juga pembenahan akidah masyarakat,” ujarnya.

Tidak hanya itu, orang nomor satu di polres Garut itu menyatakan, kehadiran dai kamtibmas mampu  menciptakan sistem pencegahan kejahatan di wilayah masing-masing, dalam menyelesaikan persoalan sosial.

“Mereka juga berkewajiban meluluskan atau menekan juga sifat-sifat intoleran dan rasa perpecahan dari umat supaya tidak terjadi di wilayah Garut,” ujar dia.

Terakhir, Wirdhanto berharap kehadiran dai kamtibmas secara Sukarela ini, membantu sekaligus meringankan beban tugas Polri, melaksanakan tugas pembinaan dan bimbingan masyarakat.

“Semoga dengan langkah ini kita bisa menebarkan kebaikan dan memecahkan permasalahan kamtibmas di lapangan,” pinta dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Moderasi Beragama

Ketua Majelis Ulam Indonesia (MUI) Kabupaten Garut KH Sirojul Munir atau Ceng Munir mengapresiasi pembentukan dai kamtibmas polres Garut tersebut. Menurutnya kehadiran wadah para tokoh agama di kampung tersebut, dinilai tepat di Garut.

“Lakukan dakwah yang wasatiah kita tidak boleh memukul tapi merangkul, mampu menarik ekstrim kiri dan ekstrim kanan ke tengah, dengan mengajak melalui dakwah yang ramah,” kata dia.

Menurutnya, saat ini upaya kefasikan dan kemunafikan untuk memecah belah umat cukup terbuka, sehingga dibutuhkan upaya penyadaran bersama melalui dakwah santun para kiai.

“Ulama jangan menghindari, tapi hadapi sebab jika menghindar maka akan datang laknat Alloh,” ujar dia mengingatkan.

Untuk itu, Ceng Munir berharap kehadiran para dai dengan latar belakangan keilmuan agama yang memadai, mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat dalam menghindari penyebaran faham radikalisme dan intoleran di tengah masyarakat.

“Apalagi pemerintah telah mencanangkan program moderasi beragama, yang mengajarkan sikap toleransi bagi seluruh umat,” ujar dia.