Liputan6.com, Gorontalo - Warga Gorontalo mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng kemasan satu harga. Terlebih, bagi mereka para pelaku usaha warung makan.
Kondisi ini mengharuskan mereka pergi ke pasar tradisional untuk membeli minyak goreng curah. Belum lagi harga minyak goreng curah di pasaran belum menyesuaikan harga yang ditetapkan pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akui memang harga minyak goreng kemasan turun, tapi sulit untuk didapatkan," kata Yanti Tane salah satu pengusaha warung makan kepada Liputan6.com, Selasa (01/02/2022).
Menurutnya, langkah pemerintah dalam mengambil kebijakan ini malah menyusahkan mereka. Warga lebih memilih harganya mahal, tapi stok tersedia kapan saja jika dibutuhkan.
"Tidak ada gunanya harganya diturunkan, tapi malah sulit untuk kami cari," tuturnya.
"Mendingan harganya mahal tapi stoknya ada. Saya kira ini menyusahkan," ungkapnya.
Selain itu, kata Yanti, kekosongan minyak goreng kemasan di sejumlah minimarket diduga kuat dilakukan oknum yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi ini. Mereka menggunakan kesempatan pada saat minyak goreng lagi murah.
"Diduga ini kesempatan mereka para oknum yang bermain, mereka sengaja membeli dalam jumlah banyak kemudian dijual lagi dengan harga yang cenderung mahal," ungkapnya.
Sementara itu, Sulis, salah seorang petugas minimarket di Gorontalo mengaku, jika kekosongan minyak goreng kemasan satu harga diakibatkan kurangnya pasokan dari agen.
"Setiap pagi mereka antar ke toko hanya dua karton. Baru dibuka langsung ludes dibeli," kata Sulis.
Sulis mengaku, jika hal itu terjadi semenjak pemerintah menetapkan minyak goreng satu harga. Meski sudah dibatasi oleh mereka untuk membeli, minyak goreng kemasan langsung ludes hanya dalam waktu satu jam saja.
"Memang kami punya edaran pemerintah bawa tidak bisa membeli lebih dari satu. Tapi karena banyaknya pembeli maka langsung habis," katanya.
Â