Sukses

Gajah-Gajah di Kampar Mengamuk Lagi, 3 Pondok Petani Roboh

Kelompok sebelas gajah sumatra dari Kabupaten Kampar merobohkan tiga pondok dan pohon sawit yang dilintasinya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kelompok sebelas dari Petapahan kembali membuat warga ketar-ketir. Setelah menginjak petani hingga meninggal di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Minas, Kabupaten Siak, kawanan gajah sumatra ini bergerak ke Desa Koto Garo, Kabupaten Kampar.

Jalur gajah yang dulunya hutan kini berubah menjadi perkebunan. Gajah yang dulunya hanya menemui batang pohon hutan alam sekarang sudah bersua dengan pondok-pondok.

Setidaknya ada tiga pondok warga di kebun yang menjadi sasaran. Kawanan gajah mengamuk sehingga merobohkan tempat hunian sementara pekerja kebun di desa itu pada Rabu, 2 Februari 2022.

Menurut Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Mahfud, gajah merobohkan pondok karena mencari sumber garam mineral.

"Gajah butuh garam mineral bekas arang yang ada di tanah dan itu dicari dalam pondok warga," ujar Mahfud, Kamis siang, 3 Februari 2022.

Mahfud menyebut petugas tengah melakukan mitigasi konflik di desa itu. Petugas mengidentifikasi kawanan gajah ini masih sama dengan satwa liar yang menewaskan petani di Tahura Minas.

"Untuk di desa yang baru ini beruntung tidak ada korban jiwa," kata Mahfud.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tumbangkan Sawit

Selain pondok, gajah juga merobohkan ratusan batang kelapa sawit. Gajah mencari bagian muda daun sawit karena menyukai tanaman itu untuk dimakan.

Saat ini, petugas tengah menggiring gajah agar tidak mendekati pemukiman warga. Petugas mengusir gajah dengan membuat suara gaduh.

"Dibuat bunyi-bunyian dan memakai petasan," kata Mahfud.

Sebagai informasi, kelompok sebelas merupakan kawanan gajah di Kabupaten Kampar. Kelompok ini punya perlintasan hingga ke Kabupaten Siak dan balik lagi ke Kampar dengan melintasi sejumlah desa.

Dulunya, jalur gajah ini belum ada pemukiman ataupun kebun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir sudah banyak kebun sawit sementara gajah tidak pernah merubah jalur perlintasan.