Sukses

23 Warga Gunungkidul Bergejala Serupa Antraks Usai Kematian 15 Sapi dan Kambing

Setidaknya ada 15 ternak sapi dan kambing dari Kapanewon Ponjong dan Gedangsari dinyatakan terpapar Antraks. Sementara itu, ada 23 warga yang mengalami gejala mirip Antraks.

Liputan6.com, Gunungkidul - Wabah antraks kembali terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Setidaknya ada 15 ternak sapi dan kambing dari Kapanewon Ponjong dan Gedangsari dinyatakan terpapar.

Tak hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) melaporkan puluhan warga diduga terkena gejala dari bakteri ini.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan sejauh ini ada 23 warga yang dilaporkan mengalami gejala mirip Antraks. Gejala yang paling terlihat dari 23 warga ini adalah mengalami luka pada kulit seperti melepuh. Menurutnya, gejala seperti ini lazim ditemukan pada orang yang terpapar antraks.

"13 orang dari Ponjong dan 10 dari Gedangsari," kata Dewi.

Dewi menegaskan bahwa 23 warga ini belum dinyatakan positif Antraks. Sebab pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk kepastiannya. Pihaknya juga melakukan monitoring di lokasi terduga tempat penyebaran antraks.

"Sampel darah kami kirimkan ke Balitvet (Balai Besar Penelitian Veteriner) Bogor, Jawa Barat," ungkapnya.

Dewi mengatakan posesnya dilakukan selama 60 hari oleh puskesmas dibantu perangkat setempat, guna memastikan potensi penyebaran antraks bisa dihentikan. Sedangkan untuk warga yang bergejala, semuanya kini ditangani di kediamannya masing-masing.

"Hanya satu yang dirujuk ke RSUD Wonosari untuk penanganan intensif sebab yang satu ini dampaknya sistemik, lainnya hanya pada kulit," jelas Dewi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Penanganan Antraks

Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta drh Hendra Wibawa mengatakan 15 ternak mati terpapar antraks ini terdiri dari 11 sapi dan 4 ekor kambing. Temuan ini berada di Ponjong dan Gedangsari.

Secara rinci, dari Ponjong tercatat ada 5 sapi dan 2 kambing. Sedangkan sisanya yaitu 6 sapi dan 2 kambing berasal dari Gedangsari, salah satunya yang dikonsumsi oleh warga setempat beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan bisa terkendali dalam waktu 3-4 minggu asal cepat tertangani," kata Hendra.

Hendra mengatakan pihaknya langsung memberikan rekomendasi pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul. Utamanya agar penyebaran dari bakteri ini tidak meluas. Adapun rekomendasi lain dengan melakukan pengobatan di zona terinfeksi atau zona merah serta melakukan vaksinasi pada ternak. Hendra berharap agar prosesnya dilakukan secara cepat.

"Kami minta ternak dari sini tidak dibawa keluar (daerah) dulu sampai benar-benar bisa dikendalikan," ujarnya.

Menurutnya, tidak diperlukan waktu lama agar penyebaran Antraks bisa dikendalikan. Namun hal itu tak lepas dari seberapa cepat penanganan yang dilakukan oleh pihak terkait. Namun ia tetap optimistis Pemkab Gunungkidul mampu mengendalikan secara cepat.

"Mungkin cukup 3 sampai 4 minggu bisa terkendali, asal penanganan juga cepat," jelas Hendra.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menginstruksikan agar jajaran terkait segera melaksanakan rekomendasi dari BBVet. Seperti vaksinasi hingga pengobatan pada ternak yang dicurigai terpapar.

Ia pun meminta masyarakat tidak panik dan khawatir dengan hasil pemeriksaan tersebut. Penanganan dipastikan segera berjalan, termasuk pada warga yang diduga terpapar Antraks.

"Akan segera kami tangani agar penyebarannya tidak meluas," ujar Sunaryanta.