Sukses

Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus Wisata di Bantul, Sopir Panik Rem Blong

Bus sebelum kecelakaan sempat tak kuat saat menaiki tanjakan dan penumpang disuruh turun agar bus dapat berjalan. Namun disaat berada dijalan turun, terlihat sopir panik akibat pedal rem dan vresneleng tidak berfungsi.

Liputan6.com, Bantul - Insiden kecelakaan yang menewaskan 13 orang di Jalan Dlingo – Wonogiri, Bantul, Yogyakarta sama sekali tak disangka, bahkan oleh penumpang bus itu sekalipun.

Hal ini disampaikan, Danarto warga Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah yang selamat meski mengalami luka di bagian kepala.

Danarto mengungkapkan sebelum kejadian kecelakaan tersebut, bus melaju ke sejumlah lokasi di Kabupaten Bantul. Bus itu juga sempat tak kuat saat menanjak. Bahkan, ia bersama wisata lain untuk turun dari bus tersebut.

“Sempat gak kuat saat jalan menanjak, kalo saya gak tau. Setahu saya itu tanjakan yang lumayan tinggi,” kata Danarto.

Saat para penumpang sudah turun dan berjalan menuju puncak tanjakan, kemudian bus tersebut dapat berjalan ke atas dan berhenti di puncak tanjakan. Ia bersama penumpang lain kemudian kembali menaiki bus wisata itu untuk melanjutkan perjalanan.

“Kami melanjutkan perjalanan lagi, namun di depan terlihat terus menurun. Saat itu saya melihat sopirnya panik,” tuturnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sopir Panik Diduga Rem Blong

Danarto menuturkan, dari tempat duduknya yang tak jauh dari sopir, ia melihat sang sopir panik dengan memegang tuas persneling. Bahkan, kaki kanan dan kiri secara bergantian menginjakkan pedal rem maupu kopling.

Sementara itu, ia juga melihat rekan-rekan yang berada di dalam bus tersebut masih terdiam karena tak mengetahui yang dilakukan sang sopir.

"Jadi sopirnya itu berkali kali injak kopling dan rem, dan mencoba mengubah gigi persneling untuk menghentikan laju bus. Tapi itu pendapat saya lo,” kata Danarto.

Tak lama kemudian, bus tersebut sempat oleng ke kiri dan ke kanan hingga melewati bata jalan. Namun ketika sampai di tikungan, bus tersebut berbelok ke kanan dan menabrak tebing dengan keras.

“Saya terpental dari tempat duduk saya, tapi saya tetap berdiri dan mencari keluarga saya di belakang," jelasnya.

Beruntung saat itu, keluarga Danarto tidak mengalami luka serius sehingga ia mencoba turun dari bus yang sudah dalam keadaan rusak berat di bagian depan. Danarto sendiri hanya mengalami luka pada siku bagian kiri dan kepala di bagian kanan.

“Yang saya lihat didalam bus itu sudah semrawut (kacau), namun saya tetap berjalan keluar untuk mencari tempat aman,” ulasnya.

 

3 dari 3 halaman

Evakuasi Penumpang yang Masih Bergerak

Danarto tak menyangka bahwa dalam kecelakaan itu, ada beberapa temannya yang mengalami luka serius bahkan ada yang meninggal. Meski demikian, ia mencoba menarik rekan rekannya yang dapat bergerak.

Usai sampai di luar bus, Danarto menemukan kondisi depan bus ringsek tersebut. Bahkan ada rekan yang terlempar dari dalam hingga menembus kaca depan.

“Saya sudah gak tau mau ngapain, ya saya tolong keluarga dan menarik teman yang disamping untuk diajak keluar. Sampai diluar saya kaget melihat kondisi bus, dan saya hanya duduk dipinggir jalan,” tuturnya.

Tak lama ia duduk, banyak warga yang datang untuk membantu rekan rekannya yang masih terjebak didalam bus. Hingga saat relawan yang mengangkat dirinya dan anaknya untuk dibawa keambulan dan dibawa ke rumah sakit.

“Beruntung saya masih sadar, tapi luka di kepala saya banyak menghasilkan darah hingga mendapatkan pertolongan dari pihak rumah sakit,” jelasnya.

Danarto menambahkan bahwa rombongan bus wisata tersebut membawa karyawan dari perusahaan konveksi di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Direncanakan rombongan tersebut akan mengunjungi beberapa lokasi wisata.

“Awalnya itu ke Tebing Breksi, setelah itu ke Bukit Mangunan. Kemudian akan ke pantai Parangtrisi namun dijalan mengalami kecelakaan itu,” kata dia.