Sukses

Hendak Mengajar, Guru SD di Bandung Ditusuk Mantan Suami hingga Tewas

Seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandung, AR (50), ditusuk oleh pria yang juga mantan suaminya Nn (50), Senin (7/2/2022).

Liputan6.com, Bandung - Seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandung, AR (50), ditusuk oleh pria yang juga mantan suaminya Nn (50), Senin (7/2/2022). Kejadian tersebut berlangsung di area sekolah SDN 032 Tilil ketika AR hendak mengajar.

Atas kejadian tersebut, korban meninggal di tempat dan langsung dibawa tim Inafis ke Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung.

Satreskrim Polrestabes Bandung bersama Polsek Coblong langsung bergerak cepat menangkap pelaku. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Rudy Trihandoyo mengatakan, pelaku diamankan setelah menusuk mantan istrinya tersebut.

"Setelah pelaku menusuk, dia tetap diam di tempat supaya datang pihak kepolisian," kata Rudy, Senin (7/2/2022).

Rudy mengatakan, kronologi kejadian penusukan terjadi di gerbang sekolah SDN Tilil pada pukul 07.30 WIB.

"Guru atas inisial AR, korban dari penusukan pelaku yang diduga ini ada hubungan keluarga dengan korban," ujarnya.

Rudy menerangkan, pelaku menusuk korban sebanyak tiga kali menggunakan pisau dapur yang sudah disiapkan pelaku dari rumah. Sejauh ini, motif yang menyebabkan pelaku tega menusuk mantan istrinya tersebut adalah sakit hati dan hubungan yang tidak lagi harmonis.

"Diduga antara korban dan pelaku ada hubungan tidak harmonis dengan keluarga, sudah sejak 2007," ucapnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pelaku Punya Motif Dendam

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SDN 032 Tilil Kota Bandung Prihatna mengatakan, sebelum kejadian penusukan, tepatnya pada Jumat pekan lalu, pelaku sempat marah-marah ke kelas di mana korban mengajar.

Kondisi sempat terkendali, setelah pelaku diajak berbicara di ruang guru bersama korban dan komite sekolah. Prihatna sendiri sempat menjadi pihak yang mendamaikan keduanya. 

"Motifnya sendiri itu rasa dendam, karena sebelum kejadian itu saya sendiri yang mendamaikan hari Jumat. Tetapi saya amankan karena tidak baik juga untuk anak-anak," ucap Prihatna dikonfirmasi, Senin (7/2).

Prihatna menduga, perasaan sakit hati pelaku bermula dari pelaku yang tidak dilibatkan dalam rencana pernikahan anaknya yang akan digelar pada 12 Februari 2021 nanti. 

"Pelaku sakit hati karena tidak dilibatkan dalam pernikahan tersebut. Anak mereka itu akan menikah," ujarnya.

Menurut Prihatna, korban dan anaknya beralasan tidak melibatkan ayah kandungnya dalam pernikahan tersebut, karena merasa sakit hati karena sejak masih balita tidak merasa diurus oleh pelaku.

"Ibu AR sepertinya takut kemudian menelepon Polsek Coblong, datanglah pihak kepolisian dua orang. Di sana terjadi diskusi saling memaafkan dan kami tidak menyangka setelah kejadian saling memaafkan tersebut ada kejadian seperti ini (penusukan)," kata Prihatna.