Sukses

BBKSDA Riau Sebut Lokasi Penebang Kayu Tewas Ada di Habitat Harimau

BBKSDA Riau menyatakan lokasi harimau terkam penebang kayu di Indragiri Hilir termasuk dalam kantong harimau sumatra atau habitatnya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan kematian Tugiyat, pekerja panen perusahaan hutan tanaman industri (HTI) di Kecamatan Sungai Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, karena serangan harimau sumatra.

Menurut Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud, serangan harimau sumatra dilihat dari luka pada tubuh korban. Di beberapa bagian ada cakaran dari si Datung Belang.

"Ada juga sebagian tubuh korban yang sudah hilang (dimakan)," kata Mahfud, Selasa siang, 8 Februari 2022.

Konflik harimau sumatra dan manusia ini terjadi karena konsesi perusahaan ini masuk kantong harimau sumatra Kerumutan. Di kantong ini pernah terpantau sejumlah individu.

Pada konflik serupa pada tahun 2019 dan 2020, di kantong harimau itu terpantau harimau berkembang biak. Ada harimau yang memiliki sejumlah anak pada tahun itu.

"Di situ habitatnya dan merupakan home range atau wilayah jelajah harimau," kata Mahfud.

Sebagai antisipasi tidak ada harimau terkam penebang kayu lagi, BBKSDA Riau sudah meminta perusahaan pemegang konsesi tidak membuka hutan seluruhnya. Perusahaan diminta menyediakan areal konservasi untuk harimau tinggal.

"Perusahaan sudah diminta jangan dibuka semua," kata Mahfud.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hentikan Aktivitas

Untuk sementara, BBKSDA Riau juga meminta perusahaan di lokasi serangan untuk menghentikan aktivitas pemanenan hutan tanaman industri.

"Petugas juga melakukan sosialisasi terkait perlindungan harimau," jelas Mahfud.

Sebelumnya, Tugiyat menjadi korban serangan harimau sumatra pada Sabtu siang, 5 Februari 2022. Serangan terjadi saat pekerja panen sedang istirahat untuk makan siang.

Saat itu, Tugiyat tidak kembali bersama pekerja lainnya. Rekan lainnya mencari karena Tugiyat tidak menyahut setelah dipanggil.

Awalnya, pekerja lain hanya menemukan celana tapi korban tidak ada. Di lokasi ada jejak dan bekas seretan yang mengarah ke semak-semak.

Pencarian kemudian dilakukan menggunakan dua alat berat. Jasad korban akhirnya ditemukan menjelang malam dengan kondisi mengenaskan.

Korban dibawa ke klinik perusahaan. Setelah dilakukan autopsi, jasad korban diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan.