Liputan6.com, Pekanbaru - Harimau kembali menampakkan belangnya di konsesi PT Satria Perkasa Agung, Kecamatan Sungai Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir. Lokasi ini sebelumnya menjadi akhir hayat Tugiyat, penebang kayu perusahaan hutan tanaman industri itu adalah karena diterkam harimau sumatra.
Sejak peristiwa harimau terkam penebang kayu pada 5 Februari itu, si Datuk Belang kembali ke lokasi beberapa hari kemudian. Tidak diketahui apa tujuan harimau ke penemuan jasad itu, mengambil mangsanya lagi?
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Andri Hansen Siregar menjelaskan, harimau secara umum tidak bisa menghabiskan tangkapannya dalam sehari.
"Secara alami begitu, dua tiga hari akan kembali lagi," kata Andri, Rabu siang, 9 Februari 2022.
Kedatangan harimau ke lokasi penemuan jasad korban berdasarkan temuan jejak oleh petugas BBKSDA Riau yang melakukan investigasi di lapangan. Jejak itu terbilang baru dan berbeda dengan jejak yang ditinggalkan sebelumnya.
"Kalau penampakan langsung oleh tim tidak ada, begitu juga dengan suara harimau," jelas Andri.
Berdasarkan pengumpulan informasi di lapangan, pekerja di lokasi pernah melihat harimau beberapa hari sebelum korban diterkam. Harimau muncul saat pekerja menebang kayu untuk industri.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Ada Tiga Ekor?
Beberapa hari usai kejadian, sejumlah pekerja di barak juga mengaku melihat harimau. Hanya saja masih bias karena ada yang menyebut harimau itu sama besarnya dengan kerbau.
"Ada juga yang menyebut tiga individu tapi belum ada bukti autentik," jelas Andri.
Andri menyebut ada dua tim BBKSDA Riau di lokasi. Satu tim mencari informasi latar belakang korban dan perilakunya selama berada di hutan dan satu lagi melakukan mitigasi konflik.
"Selanjutnya dipasang kamera jebak di beberapa titik untuk mengidentifikasi harimau," ucap Andri.
Saat ini, aktivitas penebangan kayu di lokasi kejadian berhenti sementara. Pekerja akan beraktivitas lagi setelah tim memetakan lokasi aman untuk bekerja.
"Dan kalau bekerja nanti jangan sendirian, minimal tiga orang dan harus berdekatan," kata Andri.
Jumlah dan jarak pekerja sangat penting menghindari adanya serangan harimau berikutnya. Pasalnya, jika ada satu pekerja diserang dan jaraknya dengan dengan pekerja lain, maka masih bisa ditolong.
Advertisement
Kronologi
Sebelumnya, Tugiyat menjadi korban serangan harimau sumatra pada Sabtu siang, 5 Februari 2022. Serangan terjadi saat pekerja panen sedang istirahat untuk makan siang.
Saat itu, Tugiyat tidak kembali bersama pekerja lainnya. Rekan lainnya mencari karena Tugiyat tidak menyahut setelah dipanggil.
Awalnya, pekerja lain hanya menemukan celana tapi korban tidak ada. Di lokasi ada jejak dan bekas seretan yang mengarah ke semak-semak.
Pencarian kemudian dilakukan menggunakan dua alat berat. Jasad korban akhirnya ditemukan menjelang malam dengan kondisi mengenaskan.
Korban dibawa ke klinik perusahaan. Setelah dilakukan otopsi, jasad korban diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan.