Sukses

Mencicip Beragam Kuliner Tradisional di Desa Tertua di Gorontalo Utara

Seperti biasa, Desa Tombulilato, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) menggelar lomba kuliner tradisional.

Liputan6.com, Gorontalo - Seperti biasa, Desa Tombulilato, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) menggelar lomba kuliner tradisional. Desa tertua di Kabupaten Gorut itu, hingga kini masih mempertahankan tradisi terutama pembuatan kuliner lokal.

Bahkan kuliner tradisional itu dipamerkan saat hari ulang tahun desa tersebut. Berbagai olahan masakan dibawa dari rumah ke balai desa untuk dilombakan.

"Pagelaran ini memang sudah tradisi kami demi mempertahankan warisan kuliner leluhur," kata Kepala Desa Tombulilato Junaidin Mooduto kepada Liputan6.com, Jumat (12/02/2022).

Selain mempertahankan warisan kuliner leluhur, tradisi ini sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi warga desa. Dalam momen itulah warga akan saling meminta maaf.

"Tidak sekedar memamerkan kuliner, persatuan antar warga akan terjalin kembali di sini," tuturnya.

“Kegiatan ini juga sering digelar agar masakan warisan leluhur tidak tergerus oleh zaman,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Juri Profesional

Dalam lomba kuliner kali ini, panitia menghadirkan para juri dari tingkat kabupaten. Juri sengaja didatangkan dari luar desa agar penilaian bisa objektif.

"Agar tidak memihak antara satu sama lain, saya datangkan juri dari luar," ungkapnya.

Berbagai macam kuliner tradisional ikut dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Mulai dari sate daun singkong, dompo durian, perkedel kentang, telur es krim, pepes daun singkong hingga berbagai macam olahan jenis kue tradisional khas Gorontalo.

“Jadi semua olahan masakan kita pamerkan di sini. Alhamdulillah banyak antusias warga masih banyak yang mau ikut,” katanya.

3 dari 3 halaman

Makan Bersama

Belum lagi hasil bumi dari petani warga desa ikut dipamerkan dalam kegiatan tahunan itu. Mulai dari gula aren, cabai hingga aneka buah-buahan.

Setelah dipamerkan dan diberi nilai, semua warga desa dan para tamu memakan olahan masakan tersebut secara bersama-sama.

"Disitulah kenikmatannya, kami makan bersama tanpa ada sekat satu sama yang lain. Kami terus membawa tradisi ini agar tidak lekang oleh waktu," imbuhnya.

"Setelah makan bersama selesai, para juara langsung diberikan hadiah berupa piala bergilir. Nah piala itu akan diperebutkan setiap tahun," ia menandaskan.