Sukses

Covid-19 Varian Omicron Akhirnya Bobol Garut, Jangan Panik tapi Tetap Waspada

Pasien terpapar Covid-19 varian omicron di Garut baru terkonfirmasi satu orang. Secara umum, kondisinya tidak mengalami gejala apa pun.

Liputan6.com, Garut - Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19, sekaligus Bupati Kabupaten Garut, Rudy Gunawan menyatakan, kekhawatiran munculnya varian omicron di Garut, Jawa Barat, akhirnya terbukti.

“Yang omicron itu sudah ada di Garut, tapi kondisinya itu terkendali,” ujar dia, seusai rapat koordinasi melalui virtual di Command Center, Senin (14/2/2022).

Menurutnya, laju penyebaran Covid-19 di Garut terus menunjukan tren peningkatan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk mulai masuknya varian omicron di wilayah kota Intan.

“Memang ada penambahan yang meninggal dunia delapan orang dari Desember (2021), Januari dan Februari 2022,” ujar dia.

Dari delapan pasien yang telah meninggal dunia, enam di antaranya memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta, dengan mayoritas belum melakukan vaksinasi baik dosis 1,2 hingga booster.

“Makanya kami dari Satgas Covid-19, saat ini dilakukan dulu penutupan sekolah, untuk melakukan evaluasi terhadap omicron ini,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Optimalkan Vaksin Covid-19

Berdasarkan data terbaru, Rudy menyatakan pasien terpapar varian omicron di Garut baru terkonfirmasi satu orang berusia dewasa. Secara umum, kondisi pasien itu tidak mengalami gejala atau orang tanpa gejala. “Varian Omicron ini tak terlihat sakitnya,” kata dia.

Dengan tembusnya varian omicron di Garut, Rudy berharap gebyar vaksinasi Covid seluruh dosis, bisa segera dioptimalkan masyarakat Garut. “Vaksin ini penting ya,” ujar dia mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19.

Meskipun jumlah kasus Covid-19 di Garut meningkat, Rudy memastikan, kondisi kasus penyebaran Covid-19 di Garut masih terkendali dengan baik.

Upaya penghentian sementara proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah selama 14 hari ke depan, diharapkan mampu meningkatkan partisipasi siswa mengikuti vaksinasi Covid-19.

“Vaksin siswa jalan terus tapi tidak tatap muka, habis vaksin siswa pulang lagi,” ujar dia.