Sukses

Warga Tuntut Pencopotan Kapolres Kampar dari Jabatan, Mengapa?

Warga Muhammadiyah Kampar meminta Kapolres Kampar dicopot dari jabatannya. Sejumlah spanduk dipasang untuk menyampaikan aspirasi itu. Namun, kini spanduk itu diturunkan pihak lain.

Liputan6.com, Pekanbaru - Ibu Kota Kabupaten Kampar, Bangkinang, pada Selasa pagi, 15 Februari 2022, dihiasi sejumlah panduk yang meminta Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal mencopot Kapolres Kampar Ajun Komisaris Besar Rido Purba SIK.

Spanduk itu menyinggung sikap keras dan kata-kata kasar Kapolres terhadap guru, kepala desa, dan sejumlah warga. Spanduk ini merupakan luapan warga yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap sang Kapolres sehingga mendesak Kapolres Kampar dicopot.

Spanduk itu mengatasnamakan warga Muhammadiyah. Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kampar Almy Zarlis dikonfirmasi membenarkan spanduk itu dipasang oleh warga Muhammadiyah. Dia menyebut spanduk itu sebagai aspirasi masyarakat terhadap Kapolres Kampar.

Almy menjelaskan, spanduk pencopotan Kapolres Kampar itu merupakan buntut pemanggilan seorang guru Herman Hidayat oleh Polres Kampar pada akhir pekan lalu. Pemanggilan ini terkait status Facebook HH yang mengingatkan Kapolres tidak berbicara kasar kepada guru.

"Guru ini diperiksa seharian di Polres karena statusnya itu," kata Almy.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Status Facebook

Status HH ini merupakan buntut pertemuan guru dan kepala desa beberapa waktu lalu. Di pertemuan terkait vaksinasi ini ada Kapolres Kampar.

Kapolres memeriksa aplikasi PeduliLindungi setiap orang yang hadir. Yang belum vaksin dikumpulkan di sebuah ruangan, di mana HH ikut masuk di dalamnya.

"Padahal, guru HH ini sudah vaksin lengkap, kemudian guru yang belum vaksin diomongin macam-macam oleh Kapolres dengan kata-kata kasar, arogan," kata Almy.

Bahkan di sana, tambah Almy, ada seorang kepala desa yang diacungkan kepalan tinju oleh Kapolres. Hal ini terjadi ketika sang kepala desa mengangkat telepon dan diperhatikan oleh Kapolres.

"Lalu Kapolres ini ngomong, melawan kau sama saya, orang Kampar tidak biasa (dikasari) seperti itu," jelas Almy.

Guru HH yang melihat ini, tidak tahan kemudian membuat status di Facebook. Kalimat HH di Facebook diduga membuat Kapolres tersinggung hingga memanggilnya ke Polres.

"Padahal, kata di Facebook itu biasa saja, itu curhat mengingatkan Kapolda terkait Kapolres," terang Almy.

3 dari 3 halaman

Dukung Vaksinasi

Almy menyebut HH datang ke Polres pada Sabtu siang pekan lalu. HH baru pulang ke rumah pada malam hari setelah membuat surat pernyataan dan video minta maaf atas status Facebook itu.

"Buat semacam klarifikasi," jelas Almy.

Terhadap sikap Kapolres ini, Almy mewakili Muhammadiyah Kampar meminta Kapolda mengevaluasi Kapolres. Selanjutnya, mencopot dari jabatannya.

Di sisi lain, Almy menyatakan Muhammadiyah sangat mendukung vaksinasi Covid-19. Tidak seperti yang beredar di pemberitaan yang menjadi pemicu Kapolres marah.

"Perlu diingat, sekolah yang pertama melakukan vaksin adalah Muhammadiyah di Kampar, kami dukung itu, kami sudah vaksin semua," tegas Almy.Â