Sukses

Divonis Hukuman Seumur Hidup, Herry Wirawan Lolos dari Kebiri Kimia

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas 1A Bandung menjatuhkan vonis hukuman kurungan badan seumur hidup kepada Herry Wirawan.

Liputan6.com, Bandung - Majelis hakim Pengadilan Negeri Klas 1A Bandung menjatuhkan vonis hukuman kurungan badan seumur hidup kepada Herry Wirawan. Terdakwa pemerkosa 13 santriwati, 8 di antaranya melahirkan, itu terbukti bersalah atas perbuatannya melawan hukum.

Oleh karena sudah memberikan hukuman maksimal, hakim menolak tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yaitu agar terdakwa dikebiri kimia dan hukuman mati.

Namun, hakim memastikan perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana yang harus dihukum dengan hukuman setimpal dan memberikan efek jera. Berdasarkan undang-undang, kebiri kimia bisa dilakukan setelah terpidana menjalani pidana pokok.

"Apabila terdakwa dipidana mati atau dipidana penjara seumur hidup, maka tindakan kebiri kimia tidak memungkinkan untuk dilaksanakan," kata Ketua Majelis Hakim Yohannes Purnomo Suryo Adi di PN Bandung, Selasa (15/2/2022).

Berdasarkan Pasal 67 KUHP, disebutkan jika terpidana tidak memungkinkan dilaksanakan pidana lain apabila sudah dipidana mati atau dipidana penjara seumur hidup.

Majelis hakim menyatakan, Herry Wirawan terbukti bersalah sebagaimana diatur dalam dakwaan primair Pasal 81 ayat (1), ayat (3) jo Pasal 76 D UU R I Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

"Mengadili, menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu pidana seumur hidup," ujar Yohannes.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Jaksa Nyatakan Pikir-Pikir

Menanggapi putusan majelis hakim tersebut, jaksa yang juga Kepala Kejati Jabar Asep N Mulyana akan mempelajari dulu isi dari semua putusan hakim. Menurut Asep, berdasarkan hasil putusan hakim, ada beberapa tuntutan yang sebelumnya sudah dibacakan, tetapi masih belum dikabulkan dalam putusan.

"Kami melihat ada beberapa tuntutan kami yang belum dikabulkan. Dan tentu akan mempelajari secara menyeluruh pertimbangan-pertimbangan dan putusan majelis hakim dari salinan lengkapnya pada kami," tuturnya.

"Pada kesempatan ini, kami ambil sikap pikir-pikir dalam jangka waktu tujuh hari untuk menentukan sikap apakah kami menerima putusan itu atau kami mengajukan upaya hukum berupa banding," Asep menambahkan.

Terkait tuntutan, Asep menyatakan pihaknya telah memaksimalkan semuanya pada Herry Wirawan berdasarkan undang-undang yang berlaku. Sehingga, atas putusan ini Kejati Jabar akan tetap mempelajari terlebih dahulu.

"Saya katakan dalam persidangan tidak ada satupun yang meringankan dari perbuatan terdakwa. Oleh karena itu, kami mengajukan tuntutan yang maksimal sesuai dengan perbuatan termasuk hukuman kebiri kimia," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Sesuai Keinginan Terdakwa

Sementara itu, kuasa hukum Herry Wirawan, Ira Mambo menilai hukuman penjara seumur hidup kepada kliennya tidak sesuai keinginan terdakwa. "Jadi, intinya bahwa itu bukan keinginan kami. Bukan kami yang menanggapi dan yang memutuskan putusan hakim," katanya.

Ira menyatakan, pihaknya kini hanya bisa memberi tahu terdakwa tentang hak-hak yang dapat diterima terdakwa, apakah menerima atau banding. Kliennya memiliki waktu hingga tujuh hari ke depan untuk menentukan sikap atas vonis hukuman penjara seumur hidup tersebut.

"Kalau terdakwa memilih banding berarti kami menyiapkan memori bandingnya," katanya.