Sukses

Kasus Harian Covid-19 di Bandung Tembus 1.100, Ayo Tetap Disiplin Prokes

Pemerintah Kota Bandung mengumumkan bahwa kasus harian konfirmasi positif Covid-19 sudah tembus 1.100 kasus.

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung mengumumkan bahwa kasus harian konfirmasi positif Covid-19 sudah tembus 1.100 kasus. Kendati begitu, mayoritas kasus diyakini bergejala rendah.

"Per kemarin penambahan kasus per harinya 1.100 lebih," diungkap Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Rabu (16/2/2022).

Sebelumnya, usai lonjakan varian Delta, kasus di Kota Bandung sempat sangat melandai. Misalnya, berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, penyusutan kasus itu terpantau pada awal Januari 2022 lalu.

Tanggal 4 Januari 2022, terdapat 21 kasus konfirmasi aktif. Jumlah itu menurun sepekan kemudian menjadi 14 kasus. Pada saat itu, bahkan 19 kecamatan di Kota Bandung dilaporkan bebas kasus Covid-19.

"Kita biasanya enggak pernah lebih dari 10 kasus, bahkan 2 minggu lalu hanya 100 kasus per hari, hari ini kemarin sudah 1.100 kasus, peningkatan memang luar biasa," katanya.

Yana sempat menyatakan, secara umum, peningkatan kasus yang terjadi di Kota Bandung diakui memang karena penyebaran 0micron, sekitar 80 persen dari total kasus. Selain itu, sambung Yana, lonjakan kasus ini juga terlihat setelah meningkatkan penelusuran maupun pengetesan.

"Ini hasil dari tracing juga, kalau enggak tes tracing ya enggak ketahuan," akunya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

BOR Menurun

Kendati angka kasus positif meningkat, tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) justru disebut mengalami penurunan. Asumsinya, kasus yang terjadi menunjukkan bahwa mayoritas bergejala ringan.

"BOR kita turun dari 59 persen sekian menjadi 30 persen sekian. Satgas sudah membuat surat edaran ke rumah sakit kasus gejala ringan didorong melakukan isoman, di rumah atau isolasi terpadu. Hanya gejala berat yang dirawat untuk membuat BOR tidak tinggi dan tidak ada kepanikan karena penyebaran Omicron," katanya.

Pemerintah Kota Bandung juga, katanya, akan menyiapkan tempat isolasi terpadu bagi kasus gejala ringan. Fasilitas itu diharapkan bisa ikut mencegah meningkatnya BOR. Menurut amatan Satgas Covid-19 Kota Bandung, tak sedikit warga yang bergejala ringan tapi tetap ingin dirawat di rumah sakit.

Akibatnya BOR akan tinggi. Jika begitu, ujungnya akan berpengaruh pada level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Dampaknya relaksasi kita berhentikan, beberapa tempat harus ditutup, makanya BOR kita upayakan (rendah)," katanya.

3 dari 3 halaman

Tetap Disiplin Prokes

Yana mengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung juga mendorong rumah sakit agar meningkatkan kapasitas tempat tidur.

"Kita dorong kapasitas tempat tidurnya ditingkatkan, sekarang baru 800, dulu kita pernah sampai 2.300 waktu (penyebaran varian) Delta. Kalau jumlahnya ditingkatkan, rasionya jadi kecil. Kemarin, ada 400 orang yang dirawat dari 800 tempat tidur, berarti 50 persen. Kalo sekarang 400 orang dirawat tapi tempat tidur 2.000, kan berarti cuma 20 persen BOR-nya," katanya.

Yana mengimbau, masyarakat untuk tak panik. Namun, meski tingkat fatalitas varian Omicron diyakini rendah, masyarakat diminta tetap tidak menyepelekannya.

Penerapan protokol kesehatan harus dilakukan dengan disiplin. Di sisi lain, vaksinasi pun akan terus digencarkan. Dua hal itu dianggap krusial dalam menahan laju kasus.

"Meskipun Omicron gejala ringan tapi kalau dia berpotensi menyebarkan ke orang lain ternyata komorbid kan bahaya juga. Kita mengimbau warga tetap prokes, minimal pakai masker," katanya.