Liputan6.com, Yogyakarta - Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Katgama) memberikan penghargaan Herman Johannes Award tahun 2022 kepada Roosseno Soerjohadikoesoemo, akademisi sekaligus politikus pada era Presiden Sukarno.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Katgama Agus Priyatno kepada Damiyanti Roosseno, puteri bungsu Rooseno.
Ketua Katgama Agus Priyatno mengatakan, penghargaan diberikan kepada Roosseno atas jasa pengabdian, dedikasi dan karya pembangunan kepada bangsa semasa hidup.
Advertisement
"Semoga bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022).
Puteri kelima Roosseno, Amalia Roosseno menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan ini. Melalui tayangan video, Amalia berharap semoga teladan dan pesan-pesan Ayahnya yang terkandung dalam Mutiara Roosseno mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini.
Herman Johannes Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Katgama) kepada para tokoh yang dianggap memiliki peran nyata dalam pengembangan Iptek di Indonesia.
Award ini diberi nama Herman Johannes, sosok Pahlawan Nasional yang telah banyak berjasa dalam kemajuan Bangsa. Herman adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Rekonstruksi Ke-7 tahun 1950-1951 sekaligus Rektor UGM kedua pada periode 1961- 1966.
Sosok Roosseno
Pada tahun 1932, Roosseno menikah dengan Raden Ayu Oentari dan memiliki enam anak. Dia dikenal sebagai Bapak Beton Indonesia. Roosseno merupakan Insinyur sipil, lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB) pada 1932. Sebagai pelopor konstruksi beton di Indonesia, namanya selalu dikaitkan dengan rekayasa teknik sipil Indonesia.
Roosseno adalah penerjemah ulung gambar dan desain para perancang bangunan ke dalam bentuk dan struktur pada masanya.
Roosseno mengawali karirnya dengan berwiraswasta yakni mendirikan Biro Insinyur Roosseno & Soekarno (Presiden pertama RI) pada 1933. Kemudian Pada 1 April 1944, Roosseno diangkat menjadi guru besar (kyudju) bidang ilmu beton di Bandung Kogyo Daigaku.
Pada 26 Maret 1949 diangkat menjadi guru besar luar biasa ilmu beton di Universiteit Van Indonesi, Faculteit van Technische Wetenschap di Bandung. Empat tahun kemudian, Presiden Soekarno memberikan kepercayaan sebagai Menteri, diantaranya Menteri Pekerjaan Umum Ke-10 tahun 1953, Menteri Perhubungan Ke-7 tahun 1953-1954, dan Menteri Perekonomian Ke-12 tahun 1954-1955.
Selain itu, Roosseno juga dipercaya merealisasikan sejumlah pembangunan termasuk proyek mercusuar seperti, Gedung Pola, Jakarta by Pass, Masjid Istiqlal, Monas, Hotel Indonesia, Wisma Nusantara, Sarinah Thamrin, Hotel Ambarukmo, Hotel Samudra Indonesia, Restorasi Candi Borobudur Serta Kompleks Asian Games Senayan dan sejumlah bangunan monumental lainya di Indonesia.
Pada bidang pendidikan perananya juga sangat besar yakni sebagai promotor pendirian Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta dan Inisiator pembentukan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno maka berdirilah FT UI dan menjadikan Roosseno sebagai Dekan pertama Fakultas Teknik UI pada 17 Juli 1964.
Advertisement