Liputan6.com, Makassar - Salah satu produsen obat kenamaan Tanah Air, Dexa Group turut serta meramaikan acara Bangga Buatan Indonesia - Bangga Wisata Indonesia di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022). Dexa Medica memang diketahui menjadi salah satu produsen obat herbal berbahan baku lokal di Indonesia.Â
"Kehadiran Dexa Group ini di acara Bangga Buatan Indonesia penting sekali karena ini untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri farmasi secara keseluruhan dengan UMKM, tak hanya di Sulawesi Selatan tapi juga di seluruh Indonesia," kata Corporate Affairs Director Dexa Group Krestijanto Pandji kepada wartawan, Kamis (24/2/2022).Â
Advertisement
Baca Juga
Krestijanto menjelaskan bahwa sejauh ini Dexa Group telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM di Indonesia, khususnya di bidang farmasi. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan baku lokal untuk berbagai jenis obat herbal yang diproduksi oleh Dexa Group.Â
"Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM, dan yang paling penting adalah membentuk kemandirian obat nasional di Indonesia," imbuhnya.Â
Ia pun berharap ke depannya obat herbal berbahan baku lokal ini bisa digunakan sebagai obat formal pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Karena ketika itu terwujud, maka secara otomatis ekosistem UMKM di Tanah Air juga akan menggeliat.Â
"Ketika obat-obatan dari Indonesia ini masuk ke JKN maka akan terjadi ekosistem baru dimana kami dari industri farmasi akan bekerja sama dengan UMKM maupun dari perbankan dalam melakukan investasi pembuatan bahan baku," paparnya.Â
Upaya Stop Dominasi Impor Bahan Kimia Obat
Krestijanto mengakui bahwa lebih dari 90 persen bahan baku dalam pembuatan obat-obatab kimia masih diimpor dari Cina dan India. Itu kemudian menjadi salah satu alasan Dexa Group berharap JKN memasukkan obat herbal sebagai obat-obatan formal.Â
"Oleh sebab itu kita mengimbau bagaimana pemerintah juga bisa menggunakan obat herbal ini, agar ketergantungan impor bahan kimia kita bisa hilang, atau setidaknya berkurang. Dengan adanya penggunaan obat herbal ini dalam pengobatan formal, misalnya JKN dan lainnya," harapnya.Â
Meski hal itu memang membutuhkan waktu yang lama. Namun jika tak dimulai dari sekarang, maka ketergantungan impor bahan baku kimia untuk obat-obatan di Tanah Air akan terus terjadi.Â
"Jadi otomatis kita membangun industri kimia bahan baku herbal. Memang ini makan waktu, bisa 5 sampai 10 tahun. Tetapi yang di depan mata kita ini herbal sudah ada dimana ini bisa memicu pertumbuhan industri lainnya terutama UMKM bahan baku obat herbal," tuturnya.Â
Advertisement
Obat Herbal Bahan Baku Lokal
Krestijanto mengakui potensi daerah-daerah di Indonesia untuk ketersediaan bahan baku obat-obatan herbal sangatlah memadai. Pasalnya Indonesia menjadi negara kedua dengan Bio Diversitas terbesar di dunia setelah Brasil.Â
"Indonesia kan nomor dua Bio Diversitas di dunia. Nomor satu itu Brasil. Jadi kita harus menggunakan Bio Diversitas kita ini semaksimal mungkin dan lebih optimal," ungkapnya.Â
Dengan potensi sebesar itu, Dexa Group pun memproduksi berbagai jenis obat-obatan herbal. Salah satunya adalah Asimor. Asimor merupakan obat herbal yang berkhasiat untuk meningkatkan kualitas air susu untuk ibu menyusui dengan bahan baku ikan gabus.Â
"Produksi ikan gabusnya kita manfaatkan UMKM asal Sulsel, tepatnya di Kabupaten Maros," tambahnya.Â
Tak hanya Asimor, Dexa Group juga memproduksi obat penambah imun bernama Stimuno. Stimuno ini bahak pernah digunakan kepada para WNI yang dikarantina di Natuna pada April 2020 lalu.Â
"Ada juga misalnya Stimuno, bahan bakunya dari Meniran, ini kita kerja sama dengan petani di Blora, Gresik dan daerah lainnya. Jadi bahan bakunya semua dari alam," dia memungkasi.Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Â