Sukses

Batu Cepuri Parangkusumo, Tempat Perjanjian Pendiri Kerajaan Mataram dengan Ratu Kidul

Tempat yang disebut Cepuri Paragkusumo ini banyak didatangi peziarah.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pantai Parangkusumo terletak tidak jauh dari kawasan Parangtritis. Tepatnya di sebelah barat atau sebelum masuk wilayah Pantai Parangtritis.

Kawasan Parangkusumo lebih banyak dikenal sebagai tempat tujuan para peziarah terutama di bulan Sura berdasarkan kalender penanggalan Jawa. Sedangkan, pada hari-hari biasa, kawasan itu ramai pengunjung pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Di sekitar kawasan itu, ada banyak penjual bunga setaman atau bunga tabur, dupa dan kemenyan.

Dikutip dari berbagai sumber, di kawasan Pantai Parangkusumo, ada sebuah tempat yang dikenal sakral. Tempat yang disebut Cepuri Parangkusumo ini banyak didatangi peziarah.

Tempat itu dipercaya sebagai tempat pertemuan antara pendiri kerajaan Mataram, Danang Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senopati dengan penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Di Cepuri Parangkusumo seluas lebih kurang 80 meter persegi yang dikelilingi tembok itu terdapat dua buah batu hitam besar. Dua buah batu besar itu merupakan tempat bertemunya Panembahan Senopati saat bertapa dengan Kanjeng Ratu Kidul yang kemudian terjadi kontrak perkawinan politik di antara keduanya.

Kontrak politik dengan kepercayaan perkawinan antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul kemudian diteruskan oleh raja-raja dinasti Mataram terutama Kesultanan Yogyakarta sampai sekarang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tempat Duduk Panembahan Senopati

Sampai sekarang, Keraton Yogyakarta selalu menggelar prosesi labuhan setiap tahunnya. Dua buah batu gilang itu dipercaya sebagai tempat duduk bertemunya Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Batu gilang yang berada di sisi utara adalah tempat duduk Panembahan Senopati. Sedangkan batu gilang satunya lagi yang lebih kecil berada di selatannya adalah tempat duduk Ratu Kidul.

Para peziarah dari berbagai daerah bila datang ke tempat ini biasanya berdoa atau tirakat di depan batu gilang tersebut. Mereka setelah itu kemudian menaburkan bunga setaman di kedua batu tersebut

Selain Cepuri Parangkusumo di belakangnya atau di sebelah utara terdapat hamparan batu karang warna kecokelatan yang memanjang seperti ular raksasa. Batu karang itu semula adalah batuan aliran magma dari perut bumi yang sudah mengeras.

Batu itu disebut Cepuri Parang Anom. Namun, para peziarah lebih banyak berziarah di dua buah batu gilang yang ada di Cepuri Parangkusumo.

Penulis: Tifani