Liputan6.com, Solo - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menanggapi kritik terkait dengan gaya komunikasi politiknya yang dianggap belum baik ketika menghadapi sikap kontra dari beberapa pihak.
"Pola komunikasi apa, yang (Pasar Mebel) Gilingan? Kan sudah beres," kata Gibran di Solo, Rabu.
Terkait pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM) di Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, terjadi pro dan kontra yang mewarnai rencana Pemerintah Kota Surakarta untuk merealisasikan proyek tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka tinggal pindah (ke pasar darurat). Sudah clear, (soal) Gilingan rampung," kata Gibran.
Jika tidak memiliki cara komunikasi politik yang baik, menurut dia, maka akan ada kesulitan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Kota Solo.
"Kalau dibilang komunikasi jelek ya enggak lah, bahkan pekerjaan yang berpuluh-puluh tahun tidak selesai sudah saya selesaikan. Kalau saya tidak komunikasi sama orang-orang, apa ya selesai?" tukasnya.
Gibran enggan dibandingkan dengan wali kota Surakarta sebelumnya, terkait gaya kepemimpinan maupun komunikasi dengan masyarakat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dikritik Gaya Komunikasinya
"Cara komunikasi kan beda-beda, pola komunikasi tidak pernah saya ekspos, yang penting pekerjaan beres. Kecuali pekerjaan saya tidak selesai, silakan protes, tidak apa-apa," katanya.
Disinggung tentang perlu mencontoh pola komunikasi "Tujuh Si" yang diterapkan oleh mantan wali kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Gibran mengaku akan memperbaiki gaya komunikasi politiknya. "Tujuh Si" tersebut ialah komunikasi, koordinasi, solusi, sosialisasi, realisasi, koreksi, dan evaluasi.
"Nanti saya evaluasi lagi, saya perbaiki lah, tapi kan ya beda-beda," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta Sugeng Riyanto menilai gaya komunikasi politik Gibran selama satu tahun terakhir belum cukup baik, sehingga berdampak pada adanya penolakan terhadap sejumlah program yang sudah dicanangkan oleh Pemkot Surakarta.
Salah satu yang sempat meruncing adalah penolakan sejumlah pedagang mebel Pasar Gilingan yang sebagian harus dipindah ke lahan eks Bong Mojo di Jebres, Solo.
Advertisement