Liputan6.com, Pasaman Barat - Hujan yang mengguyur sejak Senin (28/2/2022) sore mengakibatkan terjadinya bencana longsor di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Senin (28/2/2022) malam.
Nagari Kajai merupakan salah satu daerah paling terdampak gempa magnitudo 6,1 beberapa hari lalu. Longsor tersebut juga mengakibatkan terhambatnya pendistribusian bantuan kepada warga yang terdampak gempa, sebab akses jalan Simpang Empat-Talu putus.
"Tim gabungan masih membersihkan material longsor di Nagari Kajai," kata Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Pasaman Barat, Selasa (1/3/2022).
Advertisement
Selain karena material yang memenuhi jalan, terhambatnya pendistribusian bantuan disebabkan oleh salah satu titik longsor menyebabkan badan jalan terban.
Untuk akses jalan saat ini hanya bisa dilewati kendaraan roda dua, sementara untuk roda empat tidak bisa dilalui. Tim gabungan berencana akan membangun jalan darurat untuk akses sementara.
Baca Juga
"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan banjir dan longsor susulan karena kontur tanah masih rawan," jelas Hery.
Selain longsor, Nagari Kajai juga dilanda banjir bandang pada Senin (28/2/2022) yang menyebabkan lima orang warga terjebak longsor.
Kepala Kantor SAR Padang, Asnedi mengatakan seluruh korban berhasil dievakuasi pada pukul 05.08 WIB. Proses evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi yang sulit.
"Material longsor yang memenuhi badan jalan dan hujan deras menyulitkan proses evakuasi," ujarnya.
Kelima korban awalnya hendak menuju ke Kajai, namun di tengah jalan akibat hujan deras sejak sore hari membuat material dari perbukitan di pinggir tebing berbatasan menutup akses jalan mereka baik di depan dan belakang mobil mereka.
Seluruh korban dievakuasi dalam kondisi selamat meski proses evakuasi berlangsung cukup lama. Salah satu korban juga merupakan anak kecil yang akhirnya digendong oleh Tim SAR.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Potensi Longsor dan Banjir Bandang
Sebelumnya Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengingatkan terkait potensi banjir bandang dan longsor di sejumlah daerah di Pasaman Barat.
Menurutnya masyarakat tak perlu khawatir lagi soal gempa, pihaknya juga menyarankan pemerintah daerah agar melakukan pendataan mana rumah warga yang masih kokoh dan layak huni dan mana yang tidak.
"Bagi masyarakat yang rumahnya masih layak huni dan saat ini masih di pengungsian, tidak apa-apa untuk kembali ke rumah," ujarnya.
Namun, yang perlu diwaspadai saat ini adalah potensi banjir bandang, akibat longsoran yang terjadi di hulu. Longsoran itu akan menjadi banjir bandang jika terjadi hujan lebat, kemudian material terbawa air melalui lembah-lembah.
Rumah warga yang berada di dekat anak-anak sungai maupun lembah, lanjut Dwikorita, memang harus mewaspadai hal ini. Untuk itu ia menyarankan pemerintah daerah melakukan pendataan.
"Jadi sekarang yang dikhawatirkan bukan lagi gempa susulan karena kami mencatat kekuatannya melemah, namun banjir bandang perlu menjadi kewaspadaan," ucapnya.
Advertisement