Liputan6.com, Jakarta - Penyintas Covid-19 berisiko terkena serangan jantung. Salah satu penyebabnya, virus SARS-CoV-2 dapat merusak dan mempengaruhi fungsi jantung melalui beberapa mekanisme.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Cinere Andrea Kartika Suryadharma, salah satu cara SARS-CoV-2 merusak jantung melalui melalui receptor ACE-2.
“Receptor ACE-2 inilah yang akan ‘memediasi’ virus sehingga dapat memasuki sel," ujarnya dalam bincang sehat bertajuk Serangan Jantung Pada Penyintas Covid -19, Rabu (2/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Infeksi virus corona mampu merusak sel jantung secara langsung dan juga dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) lebih lanjut terutama saat terjadi respon imun berlebih atau yang sering disebut dengan badai sitokin.
Hal ini mengakibatkan kerusakan pada sel-sel pembuluh darah (disfungsi endotel) dan berpotensi mengganggu stabilitas plak aterosklerotik, serta mencetuskan kondisi hiperkoagulabilitas pada darah.
Ia berpendapat gangguan ini sangat mungkin muncul dengan berbagai macam manifestasi yang berbeda, namun tidak semua penyintas Covid-19 akan mengalami.
Berdasarkan data studi kasus, tidak ada pola khusus yang dapat memprediksi komplikasi gangguan jantung pada penyintas Covid-19. Gangguan organ jantung dan pembuluh darah serta organ lainnya juga berpotensi menimpa penyintas Covid-19 dengan gejala ringan.
Terkait antisipasi, Andrea mengungkapkan menjaga kewaspadaan diri melalui protokol kesehatan secara berkelanjutan menjadi penting untuk para penyintas Covid-19.
“Segera konsultasikan ke dokter apabila mengalami gejala-gejala seperti, rasa tidak nyaman di dada yang sangat mungkin menjalar ke lengan, punggung, terutama jika disertai dengan sesak nafas, merasa mudah lelah, detak jantung yang tidak teratur bahkan keringat dingin,” ucapnya.
Terapi dan pengobatan khususnya pada gangguan kesehatan jantung bagi para penyintas covid-19 berganting pada entitas penyakit awalannya dan kasus yang dialami. Menjaga pola hidup sehat dan memperbaiki faktor resiko yang ada dapat mengurangi resiko penyakit jantung bagi para penyintas Covid-19.