Liputan6.com, Aceh - Puluhan warga, Sabtu siang (5/3/2022), memadati lokasi festival Tet Apam yang diadakan di anjungan pemerintah Kota Banda Aceh kompleks Taman Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).
Festival ini ditujukan untuk mengangkat minat generasi muda terhadap tradisi kuliner tua tersebut.
Festival yang diadakan selama setengah hari ini ramai dikunjungi karena warga bisa mencicipi secara gratis apam yang dibuat oleh para peserta yang mewakili sejumlah kecamatan.
Advertisement
Pertarungan diadakan di halaman terbuka serta di bawah tenda, yang diisi oleh 11 grup dari 9 kecamatan di Kota Banda Aceh, plus 2 kecamatan dari kabupaten tetangga, yaitu Aceh Besar.
Pantauan Liputan6.com, tampak sejumlah tungku api sedang menahan belanga tanah tempat adonan apam akan dituangkan. Namun, banyak peserta yang lebih memilih menggunakan kompor gas sebagai pengganti tungku sebagai pembuat apam bakar.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Destinasi Kuliner
Agaknya, alternatif mengganti tanur yang lazimnya berupa tungku api dengan kompor gas diambil agar apam lebih cepat masak. Apalagi pengunjung yang hendak mencicipi datang silih berganti.
Festival Tet Apam se-Banda Aceh ini memperebutkan beker Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Banda Aceh Kepada Liputan6.com, Ketua DPR Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar menjelaskan bahwa tradisi Tet Apam atau bakar apam saat ini kurang diminati oleh generasi muda karena itu perlu dipantik agar mendapat tempat di masa yang akan datang.
Selain hendak mendekatkan tradisi Tet Apam kepada generasi muda, Farid juga berharap kegiatan ini mampu mengiklankan destinasi wisata kuliner, baik itu Kota Banda Aceh secara khusus, maupun Aceh secara umum.
Advertisement
Lain Ladang, Lain Belalang
Festival ini sendiri dimenangkan oleh Kecamatan Meuraxa dengan total hadiah di bawah Rp2 juta rupiah, diikuti oleh Kecamatan Baiturrahman selaku pemegang tropi peringkat 2. Meuraxa juga dipilih menjadi juara umum dalam festival tersebut.
Sebagai informasi, di Aceh apam atau serabi lekat dalam adat dan budaya masyarakat. Sejenis penganan yang bisa juga ditemukan sedang dijajakan di bulan suci ini dipandang sakral jika menilik kapan makanan yang sedap dengan tambahan kuah santan bercampur nangka itu dimasak atau dibakar.
Tidak ada yang khas dari bahan adonan apam, hanya campuran tepung beras dengan santan serta garam sebagai perisa, yang kemudian dituang ke dalam cetakan bulat pipih. Namun, di Aceh Barat, orang tidak membakar apam setiap waktu, hanya dibakar pada peringatan hari kelima atau ketujuh kematian seseorang, sementara di Pidie Jaya dan Aceh Selatan, apam dibakar khusus untuk menyambut buleuen apam atau bulan apam (Rajab).