Liputan6.com, Banjarnegara - Dokter spesialis mata RSI Banjarnegara dr Agus Setyawan SpM mengimbau agar orangtua waspada jika mendapati mata anak ada bercak putih mengkilap di tengah-tengah bagian hitam mata jika terkena sinar.
"Itu biasa disebut seperti mata kucing, dan ini merupakan gejala awal kanker mata pada anak, atau retinoblastoma," katanya, dalam keterangannya, Jumat (5/3/2022).
Dia mengatakan mata kucing atau dalam bahasa medisnya leukokoria merupakan gejala awal anak terserang terserang kanker mata. Meski kasusnya jarang, namun kewaspadaan bagi orang tua wajib dilakukan.
Advertisement
Baca Juga
Karena itu, Agus mengimbau agar orang tua mewaspadai jika ada gejala mata kucing tersebut. Pasalnya bisa jadi hal tersebut merupakan awal dari adanya kanker mata pada anak.
"Untuk retinoblastoma kasusnya jarang terjadi, namun tetap waspada karena kanker ini menyerang anak anak dibawah usia lima tahun. Awalnya terlihat seperti mata kucing saat terkena sinar," dia menjelaskan.
Dia mengungkapkan, retinoblastoma adalah kanker mata pada anak. Kanker mata ini terjadi saat sel-sel retina mata tumbuh cepat, tidak terkendali, dan merusak jaringan di sekitarnya.
Retina terletak pada dinding bola mata bagian dalam belakang. Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan cahaya ke otak, sehingga seseorang bisa melihat.
"Retinoblastoma akan menyebabkan terganggunya fungsi retina. Pada tahap lanjut, kondisi ini akan merusak jaringan mata dan menyebabkan kebutaan," ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penyebab dan Pengobatan
Menurut Wawan, penyebab retinoblastoma ialah perubahan atau mutasi pada gen RB1. Perubahan pada gen ini menyebabkan sel-sel retina tumbuh cepat, tidak terkendali, dan merusak jaringan sekitarnya.
"Walaupun jarang terjadi, sel-sel kanker mata ini juga bisa menyebar ke organ lain," tambahnya.
Penyebab pasti terjadinya mutasi genetik pada retinoblastoma belum dapat dipastikan. Sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan, yaitu gen yang mengalami kelainan diturunkan oleh salah satu orang tua. Sisanya terjadi secara sporadik dan acak, tidak diturunkan dari orang tua.
Terkait leukokoria Wawan menyebutkan, pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti mata juling atau strabismus, mata merah, bengkak.
Selain itu, ukuran satu atau kedua bola mata membesar, mata terasa nyeri, perubahan warna iris pada mata, serta gangguan penglihatan.
"Dengan deteksi dan penanganan sejak dini diharapkan mampu mencegah perkembangan kanker dan komplikasi yang bisa terjadi," sebut Alumnus PPDS IK Mata FK Undip ini.
"Jika anak Anda didiagnosis mengalami retinoblastoma, ikuti pengobatan dan anjuran yang diberikan oleh dokter. Penderita retinoblastoma akan menjalani pemeriksaan berkala. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan terapi dan kondisi anak," tegasnya.
Tim Rembulan
Advertisement