Sukses

Harapan Warga Binjai ke Pemerintah: Suami Saya di Ukraina Minta Tolong Segera Dievakuasi

Warga Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Ayi Rodiah, berharap ke Pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi suaminya, Abyu Iskandar, yang saat ini berlindung di salah satu bungker pabrik plastik di Kota Chernihiv, Ukraina.

Liputan6.com, Binjai Warga Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Ayi Rodiah, berharap ke Pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi suaminya, Abyu Iskandar, yang saat ini berlindung di salah satu bungker pabrik plastik di Kota Chernihiv, Ukraina.

Iskandar beserta 8 Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, Sumut, berlindung di bungker akibat terjebak dalam kondisi perang antara Rusia dengan Ukraina.

Saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Ukraina di Command Center (BCC) Balai Kota Pemko Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Binjai, Ayi sangat berharap suami dan rekan-rekannya yang berada di Ukraina segera dievakuasi.

"Saya setiap video call, lihat lokasi tidak aman sekali. Saya berharap sekali mereka dievakuasi . Saya berharap, selalu berdoa sama Allah semoga mereka dilindungi," kata Ayi, Senin (7/3/2022).

Diungkapkannya, saat berkomunikasi dengan suaminya lewat video call pada Minggu, 6 Maret 2022, masih terdengar suara bom. Bahkan, saat ini situasi di Ukraina sangat dingin karena sedang dalam kondisi musim salju.

"Saya suruh pakai selimut. Suami saya bilang, minta tolong segera dievakuasi. Saya coba tenangkan diri, berikhtiar, karena di sana (Ukraina) sudah tidak aman lagi," ungkapnya.

"Saya sangat cemas. Karena anak saya juga di sana (Ukraina) selain suami. Anak laki-laki saya yang kedua, ikut. Kalau anak perempuan atau anak pertama, ikut saya di sini," terang Ayi.

Dijelaskan Ayi, suaminya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah jalan 5 tahun belakangan. Di Urkaina, Iskandar beserta 8 WNI asal Binjai dan Langkat, Sumut, bekerja di pabrik plastik. Saat ini mereka bersembunyi di bungker.

"Setiap malam, di sana terjadi ledakan. Kami keluarga di sini takut. Kami harapkan pemerintah bisa melakukan evakuasi orang-orang yang masih di dalam bungker, termasuk suami dan anak saya," ucapnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Upayakan Jalur Evakuasi

Dalam telekonferensi di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Mantan Dubes Indonesia untuk Ukraina, Prof. Yuddy Chrisnandi menyatakan, pihak Kedutaan Besar (Kedubes) sudah mendengar kabar 9 WNI berada di Chernihiv, Ukraina.

"Posisi Chernihiv berada di tengah-tengah antara Ibu Kota Kiev, perbatasan Belarusia. Rekan-rekan dari Kedubes Moskow sedang mengupayakan jalur evakuasi kemanusiaan dari Chernihiv ke Belarusia, dan akan dibawa ke daerah aman di Rusia untuk dibawa pulang ke Indonesia," terangnya.

Namun, lanjutnya, untuk melawati jalur itu memerlukan waktu. Yuddy juga menyampaikan, Kedubes Indonesia sudah melakukan koordinasi dengan staf yang ada di Kiev untuk menarik dan menjemput dari Chernihiv ke Kiev, kemudian ditempatkan di selter atau tempat aman di kedutaan yang ada di Kiev.

Tetapi, sebut Yuddy, jalur itu tidak diizinkan oleh pemerintah Ukraina karena diberlakukan Darurat Militer dan jam malam, sehingga tidak bisa dilewati. Dikhawatirkan akan terjadi medan pertempuran, dan terjebak didalamnya.

"Pemerintah Indonesia segera menjemput mereka. Semua yang kita hubungi secepat mungkin menjemput mereka agar bisa keluar. Saya yakin mereka pulang dengan selamat," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Dalam Keadaan Sehat

Iskandar sendiri, yang saat ini berlindung di bungker di Ukraina, saat telekonferensi menyatakan, sampai dengan saat ini kondisi mereka dalam keadaan sehat. Diakuinya, suasana di Chernihiv dalam beberapa hari belakangan sangat kacau dan mengkhawatirkan akibat perang Rusia dengan Ukraina.

"Kami lari ke bungker, sembunyi karena pabrik sampai bergetar. Jadi ada timbul rasa kekhawatiran," ujarnya melalui telekonferensi.

Disampaikan Iskandar, stok makanan cukup sampai saat ini. Namun, kontak senjata antara tentara Rusia dengan Ukraina juga dekat dengan tempat mereka berlindung. Saat ini kondis mereka semuanya masih baik, tapi tidak berani untuk keluar.

"Bos selalu menyuplai makanan. Mereka tidak berani masuk ke sini. Kami takut kena imbasnya," Iskandar menandaskan.

4 dari 4 halaman

Terjebak di Ukraina

Sebanyak 9 WNI asal Binjai dan Langkat, Sumut, terjebak di tengah kondisi perang antara Rusia dengan Ukraina. 9 WNI tersebut kini berada di Kota Chernihiv, Ukraina.

Informasi diperoleh Liputan6.com, mereka saat ini bersembunyi di salah satu bungker untuk berlindung. Dalam video yang beredar di media sosial (medsos) para WNI meminta perlindungan kepada Kedubes Indonesia untuk Ukraina.

Mereka semua merasa terancam nyawanya. Video yang diposting akun Instagram @seputarbinjai memperlihatkan 9 orang memohon kepada Pemerintah Indonesia untuk disegerakan dilakukan evakuasi. Menurut mereka, kondisinya sudah gawat darurat.

"Semakin membahayakan, lah, buat kami. kami mohon Pemerintah Indonesia untuk disegerakan membantu evakuasi, terima kasih," ucap salah satu pria di dalam video tersebut.

Mereka adalah Iskandar, Muhammad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan, dan Amri Abas.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Seputar Binjai (@seputarbinjai_)