Liputan6.com, Jakarta - Imbas perang Rusia vs Ukraina, FIFA dan Komite Eksekutif UEFA akhirnya mencabut keanggotaan semua tim sepak bola Rusia, baik klub maupun timnas. Sehingga semua tim sepak bola rusia tidak bisa berlaga di semua turnamen di seluruh dunia.
Dampak itu langsung dirasakan timnas Rusia yang tidak bisa bertanding di ajang play-off kualifikasi Piala Dunia 2022 yang rencananya digelar Maret ini. Begitu juga Spartak Moskow, klub sepak bola Rusia harus rela digugurkan di babak 16 besar Liga Europa.
“Keputusan ini diadopsi hari ini oleh Biro Dewan FIFA dan Komite Eksekutif UEFA, masing-masing badan pembuat keputusan tertinggi dari kedua institusi mengenai hal-hal mendesak tersebut. Sepak bola sepenuhnya bersatu di sini dan dalam solidaritas penuh dengan semua orang yang terkena dampak di Ukraina. Kedua Presiden berharap situasi di Ukraina akan membaik secara signifikan dan cepat sehingga sepak bola dapat kembali menjadi faktor persatuan dan perdamaian di antara masyarakat,” tulis di laman FIFA.
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Turnamen Tandingan
PSSI-nya Rusia bukan tanpa upaya, mereka telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk meminta sanksi dicabut, namun FIFA hanya bergeming.
Merespons hal tersebut, PSSInya Rusia bersama taipan Roman Abramovich dikabarkan bakal membuat turnamen sepak bola sendiri sebagai tandingan. Dikutip dari laman berita Rusia, INC-News.ru, turnamen sepak bola tandingan itu nantinya akan diberi nama Continental Football League.
“Ini mencakup tim klub terbaik dari Rusia, China, Serbia, dan Bulgaria. Partisipasi tim dari Belarus, Kazakhstan, Finlandia juga,” tulis INC-News.ru.
Advertisement
Tak Hanya Sepak Bola
Tak hanya sepak bola, boikot juga diterima semua atlet Rusia di berbagai cabang olahraga. Di antara semua atlet Rusia yang kecewa negaranya diboikot dalam turnamen olahraga internasional adalah petenis Anastasia Pavlyuchenkova. Dirinya bahkan terang-terangan menentang invasi Rusia di Ukraina dan terbuka mengkritik rezim Presiden Vladimir Putin.
"Saya tak takut mengutarakan secara terbuka pendapat saya. Saya menentang perang dan kekerasan. Ambisi pribadi atau motif politik tak bisa menjustifikasi kekerasan. Ini tak saja merenggut masa depan kita, tetapi juga anak-anak kita," kata Pavlyuchenkova dalam laman eurosport.com.
Kemudian, sehari sebelum ditundukkan petenis Ukraina Elina Svitolina dalam turnamen Monterrey Open, petenis putri Rusia lainnya, Anastasia Potapova, mengeluarkan pesan antiperang. Svitolina sendiri aktif mengampanyekan boikot atlet Rusia dan Belarus dari event olahraga internasional.
Potapova menyebut dirinya dan atlet-atlet Rusia menjadi sandera oleh situasi yang diciptakan oleh perang yang dilancarkan Vladimir Putin.
Para Atlet Rusia Kecewa
Atlet-atlet itu pantas kecewa dan marah karena boikot olahraga kini tak hanya melarang Rusia dan Belarus dijadikan venue turnamen olahraga, tapi sudah berubah menjadi mengasingkan atlet Rusia dan Belarus dari semua event olahraga, sampai bertanding dalam status netral kini tak dibolehkan.
Dunia olahraga memang sudah menutup pintu untuk atlet kedua negara, sampai China yang kerap bisa menjinakkan badan-badan olahraga dunia saja tak kuasa mencegah Komite Paralimpiade Internasional (IPC) melarang Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 diikuti oleh paralimpian Belarus dan Ukraina.
Beberapa jam sebelum vonis IPC itu, badan utama gerakan Paralimpiade internasional itu masih membolehkan atlet Rusia dan Belarus mengikuti Paralimpiade Beijing dalam status netral tanpa bendera dan lagu kebangsaan.
Advertisement
Dilarang Ikut Paralimpiade 2022
IPC sempat tak memasalahkan keikutsertaan atlet Rusia dan Belarus dalam Paralimpiade Beijing karena beranggapan situasinya akan sama dengan Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 ketika atlet-atlet Rusia bertanding dalam status netral akibat sanksi atas skandal doping bersponsor negara.
Namun setelah atlet-atlet dari negara-negara yang menentang invasi Rusia di Ukraina mengancam menolak berkompetisi dalam nomor apa pun di mana ada atlet Rusia dan Belarus, IPC berubah pikiran. Atlet Rusia dan Belarus pun dilarang mengikuti Paralimpiade 2022.
Langkah IPC sendiri adalah keterusan dari langkah yang sudah ditempuh Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang meminta federasi-federasi olahraga dunia melarang Rusia dan Belarus mengikuti event olahraga apa pun.
Infografis
Advertisement