Liputan6.com, Jakarta - Syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah al Qalyubi dalam Kitab 'An Nawaadir' menceritakan bahwa di suatu malam datanglah kawanan perampok yang bersiap melakukan aksinya.
Setelah selesai melakukan aksinya tersebut, dan malam mulai larut, maka kawanan perampok tersebut berusaha mencari tempat penginapan.
Advertisement
Baca Juga
Setelah sampai di sebuah tempat penginapan, agar mendapatkan izin dari pemiliknya, mereka terpaksa berbohong untuk menyembunyikan jati diri yang sebenarnya. Mereka mengaku para pejuang di jalan Allah (Mujahid fi Sabilillah).
Tanpa rasa curiga sedikitpun, pemilik penginapan membukakan pintu dan melayani mereka dengan pelayanan sebaik-baiknya dengan harapan mendapatkan pahala dan keberkahan. Dalam hatinya tidak ada sedikitpun rasa curiga (suudzon), yang ada hanya sifat husnudzon (berbaik sangka).
Kebetulan, pemilik penginapan tersebut memiliki anak yang menderita penyakit lumpuh. Berharap keberkahan dari para pejuang Islam tersebut, maka pemilik penginapan tersebut mengambil sisa-sisa air minum kawanan perampok tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Si Bocah Sembuh dari Lumpuh
Setelah mengumpulkan sisa-sisa air minum para perampok tersebut, kemudian ia berkata kepada istrinya:
“Wahai istriku, oleskan air ini ke seluruh tubuh anak kita, semoga saja anak kita bisa sembuh dengan lantaran berkah dari para tentara Allah ini”.
Lalu istrinya mengerjakan perintahnya. Dengan izin Allah, anaknya sembuh total.
Sifat berbaik sangka (husnudzon) pemilik penginapan tersebut membuatnya mendapatkan anugerah dari Allah SWT, yakni anaknya diberikan kesembuhan meskipun penyakit yang diderita tergolong susah disembuhkan. Terlepas secara faktual bahwa yang ia yakini sebenarnya sesuatu yang keliru.
Advertisement
Merampok
Pagi harinya, saat fajar mulai menyingsing para perampok yang berpura-pura sebagai pejuang Islam ini kembali melakukan aksinya. Setelah puas melakukan aksinya, sore harinya ia pulang kembali menuju ke penginapan.
Saat masuk ke penginapan kawanan perampok tersebut kaget melihat seorang anak yang semula lumpuh kini bisa berdiri tegak dan berjalan dengan normal. Karena masih diliputi rasa keheranan yang sangat, mereka menanyakan kepada pemilik penginapan.
“Benarkah anak ini yang kemarin lumpuh?”.
“Ya benar! aku mengambil sisa makanan dan air minum kalian dan mengoleskannya pada sekujur tubuhnya. Dengan berkah kalian, tidak disangka Allah memberi kesembuhan padanya," jawab pemilik penginapan.
Perampok Bertobat
Setelah mendengar penuturan sang pemilik penginapan, para perampok itu bersujud sambil menangis penuh penyesalan dan berkata: “Ketahuilah wahai pemilik penginapan! Kami ini sebenarnya adalah kawanan perampok yang keluar untuk merampok, bukan pejuang Islam”.
“Allah menyembuhkan putramu lantaran ketulusan niatmu. Dan saat ini juga kami bertobat kepada Allah.”
Setelah mereka bertobat, jadilah mereka pasukan perang, benar-benar mujahid fi sabilillah sampai ajal menjemputnya.
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran (ibrah) bahwa berbaik sangka (husnu dzan) pemilik penginapan kepada kawanan perampok tersebut ternyata tidak saja menjadi berkah kesembuhan anaknya melainkan juga menyebabkan taubatnya kawanan perampok tersebut.
Penulis: Khazim Mahrur
Advertisement