Liputan6.com, Sikka - Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu kabupaten dengan indeks risiko bencana paling tinggi di NTT dan urutan 47 untuk kabupaten/kota se-Indonesia.
Dengan kondisi iklim geografis seperti ini, maka kehadiran Badan SAR Nasional sangat dibutuhkan ketika terjadi bencana alam.
Advertisement
Baca Juga
"Selama ini kita merasakan benar kehadiran Badan SAR Nasional ini yang selalu berada di depan kalau ada kasus-kasus di perairan. Kami mengapresiasi Kepala Badan SAR atas upaya dan kerja keras ini," ungkap Sekda Sikka Adrianus Firminus Parera dalam membuka pelatihan SAR Water Rescue, Senin (14/3/2022) pagi.
Menurutnya, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan semakin hari semakin berkembang. Oleh karena itu, maka kualitas pelayanan dari pemerintah, dalam hal ini Basarnas juga tentu harus ditingkatkan baik dari sisi metode, peralatan maupun sumber daya manusia.
Sementara itu, dari sisi jumlah potensi SAR yang ada tidaklah cukup jika dibandingkan dengan luas wilayah di Sikka. Oleh karena itu, Basarnas membutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh komponen.
"Dan hari ini telah hadir dari berbagai komponen yang ada untuk menjadi tenaga yang luar biasa untuk upaya pencarian dan pertolongan. Kerja sama ini saya harap menjadi langkah yang baik untuk mendukung SAR dalam upaya pencarian dan pertolongan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere I Putu Sudayana mengatakan, program pelatihan Potensi SAR Water Rescue ini merupakan program unggulan dari Basarnas.
Ia mengatakan, pihaknya mengadakan pelatihan ini karena melihat tingkat kerawanan yang tinggi di wilayah kerja Maumere terkait kecelakaan di perairan baik itu kecelakaan kapal, maupun kejadian tenggelam, dan terseret arus.
Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan bagaimana potensi-potensi SAR yang ada di wilayah kerja Kantor SAR Maumere bisa menjadi rescuer atau perpanjangan tangan dari Basarnas apabila terjadi kecelakaan di perairan.
"Mereka bisa memberikan upaya tindak awal sebelum tim dari Basarnas dan TNI Polri turun. Mereka-mereka inilah yang lebih dekat dengan daerah kejadian bencana," ungkap I Putu Sudayana.
Dirinya juga menyampaikan, pelatihan ini sebagai ajang silaturahmi antara Kantor SAR Maumere dan seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten Sikka baik dari unsur TNI POLRI maupun BUMN.
"Dengan silaturahmi yang baik, kemudian kita berikan skill-skill berupa teknik pertolongan di perairan, tentunya ketika terjadi kecelakaan di perairan, kita koordinasinya tidak susah. Kita minta kekuatan dari potensi mereka, tidak ada tawar menawar lagi," I Putu Sudayana mengatakan.
Ia juga menambahkan, peserta pelatihan potensi SAR Water Rescue di Kabupaten Sikka Tahun 2022 berjumlah 50 orang peserta di antaranya berasal dari TNI, POLRI, instansi pemerintah, organisasi non pemerintah, badan usaha dan masyarakat berpotensi SAR lainnya yang ada di wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere.
Lanjutnya, instruktur pada pelatihan potensi SAR Water Rescue berasal dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere. Pelatihan ini juga menghadirkan Observer 2 orang dari Direktorat Bina Potensi Basarnas.