Sukses

Detik-Detik Rekonsiliasi di Bener Meriah Aceh

Hari-hari yang dinantikan kini di depan mata. Kerja keras untuk menyatukan para pihak yang pernah terlibat konflik di Bener Meriah akhirnya berbuah hasil. Simak beritanya:

Liputan6.com, Aceh - KontraS Aceh melakukan pertemuan dengan Pemerintah Bener Meriah untuk mematangkan konsep rekonsiliasi komunitas yang sempat terlibat konflik masa lalu, Rabu (16/3/2022). Pertemuan tersebut digelar di sebuah kafe yang ada di Simpang Tiga Redelong.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Aceh itu, Hendra Saputra mengatakan, bahwa pertemuan yang dihadiri oleh Komisioner Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), Asisten I Setdakab Bener Meriah Khairmansyah, dan Camat Bukit Ismail itu membahas sejumlah poin persiapan perhelatan enduri adat yang rencananya akan digelar pada Kamis (24/3/2022).

Kenduri tersebut akan jadi monumental peresmian kesepakatan para pihak dalam mempererat silaturahmi dan memutus rantai konflik yang pernah antara warga Kampung Sedie Jadi dengan kelompok penyerang yang akan diwakili oleh salah satu petinggi gerakan pembebasan di Aceh waktu itu.

"Ini bakal jadi yang pertama kali berlangsung di Aceh, dan harus mengakomodasi semua harapan para pihak, pemerintah, KKR, dan pemerintah, juga nilai adat dan budaya di Aceh," kata Hendra, kepada Liputan6.com, di lokasi.

Apa sebenarnya yang terjadi di Bener Meriah? Penyerangan oleh kelompok bersenjata terhadap warga Kampung Sedie Jadi, Kecamatan Bukit, Bener Meriah terjadi pada Selasa malam, 5 Juni 2001. Penyerangan itu menyebabkan lima warga meninggal dunia, termasuk di dalam salah satu anak kecil, disertai pembakaran rumah-rumah penduduk.

Kemudian, warga membentuk konsentrasi perlawanan rakyat atau milisi bermodal senjata rakitan. Pada 24 Maret 2022 nanti, pihak penyerang diwakili secara personal oleh salah satu petinggi kelompok bersenjata akan bertemu dan bersilaturahmi sebagai sebuah pengakuan dari masa lalu.

Simak video pilihan berikut ini: