Sukses

Banjir di Banyumas Mulai Surut, Sebagian Warga Kembali ke Rumah

Warga terdampak banjir di Banyumas mulai membersihkan rumah, namun aktivitas belum normal

Liputan6.com, Banyumas - Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berangsur surut, Rabu (16/3/2022). Sebagian besar pengungsi banjir telah kembali ke rumah, meski ada kemungkinan masih akan tinggal di pengungsian.

Dapur umum yang melayani pengungsi dan ribuan warga terdampak banjir juga masih beroperasi.

Dapur umum masih aktif karena warga masih belum bisa memasak. Selain itu, warga juga masih ada yang mengungsi. Salah satunya di Pandak, Kecamatan Sumpiuh.

“Dapur umum masih, di Pandak, maupun di dekat Pasar Tambak. Ini malah rencananya, kalau di sini sudah kondusif, direncanakan kita akan geser ke Plangkapan. Untuk membackup Plangkapan dan Nusadadi,” kata Koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Provinsi Jawa Tengah, Heriana Adi Chandra.

Dia menjelaskan, hari ini warga terdampak banjir mulai membersihkan rumah, namun aktivitas warga belum normal. Ada kemungkinan warga akan kembali ke pengungsian jika rumah belum siap dihuni.

“Masih dioperasionalkan, mengingat masyarakat masih belum memiliki kapasitas untuk memasak sendiri,” ucap dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Ribuan Warga Terdampak

Dia juga menjelaskan, dapur umum akan tetap beroperasi sampai kondisi benar-benar kondusif. Pemerintah juga akan membagikan natura(bahan makanan mentah) yang bisa dimasak oleh masyarakat.

“Dan ini masih persiapan untuk natura. Jadi ketika dapur umum mau diselesaikan kan harus ada natura yang bisa dimasak oleh masyarakat,” dia menjelaskan.

Diketahui, banjir melanda 11 desa di Kabupaten Banyumas, sejak Selasa (15/3/2022).

Dalam banjir ini, ratusan orang mengungsi dan ribuan lainnya terdampak. Selain merendam perumahan, banjir juga merendam areal pertanian sehingga petani terancam gagal panen.

Tim Rembulan