Sukses

Kisah Karomah Umar bin Khattab Arahkan Pasukan Lawan Persia Ketika Khutbah Jumat

Umar bin Khattab sedang berada di mimbar yang biasa digunakan Nabi Muhammad SAW di Madinah untuk khutbah Jumat. Anehnya, di tengah materi khutbah yang beliau sampaikan, mendadak Umar meneriakkan komando untuk pasukan perang

Liputan6.com, Cilacap - Umar bin Khattab dikenal sebagai sahabat nabi yang gagah berani, lagi keras. Setelah umar masuk Islam, kala itu, tekanan kepada muslim jauh berkurang lantaran kaum Quraisy segan.

Namun, keistimewan-keistimewaan lain Umar tak sesering dibicarakan dibanding sifat gagah beraninya itu. Padahal, Umar bin Khattab dikenal memiliki keistimewaan sehingga ia menjadi salah satu dari khulafaur rasyidin.

Salah satu karomah dari Umar bin Khattab ialah mampu memberikan komando kepada pasukan muslim yang saat itu sedang berada di Syam menghadapi pasukan Persia, padahal dirinya sedang berada di Madinah.

Mengutip bincangsyariah.com, As-Suyuthi dalam kitab Tarikh al-Khulafa menyebutkan beberapa karomah Sayyidina Umar bin Khatab beserta riwayatnya.

Bahkan bisa dikatakan bahwa semua riwayat terkait kisah dan karomah Umar bin Khatab dalam Tarikh Khulafa bersanad sahih dan hasan.

Diceritakan bahwa pada suatu hari, tepatnya di hari Jumat, Umar bin Khattab sedang berada di mimbar yang biasa digunakan Nabi Muhammad SAW di Madinah untuk khutbah Jumat.

Anehnya, di tengah materi khutbah yang beliau sampaikan, mendadak Umar meneriakkan komando untuk pasukan perang.

Tiba-tiba ia meneriakkan kata “Ya sariyyatal jabal” sebanyak tiga kali yang artinya “Wahai Sariyah bin Zanim, bukit,". Bukit yang dimaksud umar adalah jadikan bukit untuk berlindung.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 3 halaman

Sempat Dikira Tidak Waras

Para jamaah yang hadir pada saat itu pun merasa aneh. Bahkan ada sebagian orang yang menganggap bahwa Umar sedang tidak waras.

Lalu datanglah Abdurrahman bin Auf menenangkan beberapa jamaah salat Jumat yang hadir. Abdurrahman bin Auf juga mengklarifikasi ucapan Umar tentang sariyyatul jabal yang mengakibatkan beberapa orang keheranan dengan tingkah lakunya dan tak sedikit yang mencelanya.

Umar pun dengan santai menjawab: “Saya mendapati pasukan muslim berperang. Sedangkan musuh mengepung mereka dari berbagai tempat. Ketika saya mengucapkan ya sariyyatal jabal, saya berharap para pasukan menuju ke arah gunung.”

Ternyata ucapan Umar kepada Abdurrahman bin Auf ini benar adanya. Hal ini dibuktikan dengan datangnya utusan dari pasukan yang berperang kepada Umar satu bulan kemudian.

Utusan itu pun bercerita bahwa ketika mereka berperang pada hari jumat, tiba-tiba mereka mendengar suara kencang yang meneriakkan kata-kata “Ya sariyyatal jabal” sebanyak tiga kali.

Kemudian para pasukan muslim pun bergerak menuju gunung dan akhirnya mereka berhasil mengalahkan musuh dan memenangkan peperangan. Padahal peperangan tersebut berada di Syam, sementara posisi Umar pada saat itu sedang berkhutbah di Madinah.

 

3 dari 3 halaman

Sariyah Mendengar Perintah Umar Sehingga Pasukan Muslim Menang

Sariyan bin Zanim ditunjuk oleh Umar bin Khattab untuk memimpin pasukan Muslim menghadapi Persia di Syam. Di masa jahiliyah, ia senang menyendiri di gua.

Kecepatan larinya luar biasa. Saking cepatnya, orang-orang menggambarkan kecepatannya dengan ungkapan, mampu mendahului kuda.

Perihal seruan Umar bin Khattab, Sariyah mengaku mendengarnya. Sariyah berkata, “Aku mendengar suara (yang menyeru) ‘Wahai Sariyah bin Zanim, bukit. Wahai Sariyah bin Zanim, bukit…’. Aku dan pasukan pun naik ke atas bukit. Sebelumnya kami berada di lembah, dalam keadaan terkepung musuh. Akhirnya Allah memberi kami kemenangan.”

Kabar kemenangan umat Islam diketahui dari surat dari Sariyah bin Zanim kepada Umar bin al-Khattab di Madinah. Surat tersebut mengabarkan,

“Sesungguhnya Allah telah memberikan kemenangan kepada kami pada hari Jumat”.

Waktu tersebut, tepat ketika Umar bin Khattab memberikan komando kepada pasukan muslim.

Penulis: Khazim Mahrur