Sukses

Selain Luhut Binsar Panjaitan, Berikut Deretan Tokoh dan Seleb Bermarga Panjaitan

Luhut Binsar Panjaitan merupakan purnawirawan jenderal yang saat ini menjabar sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Sebelumnya, Luhut juga pernah menjabat sejumlah posisi strategis.

Liputan6.com, Medan Luhut Binsar Panjaitan merupakan purnawirawan jenderal yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Sebelumnya, Luhut Panjaitan juga pernah menjabat sejumlah posisi strategis.

Beberapa posisi strategis yang pernah dijabat oleh pria batak bermarga Panjaitan ini antara lain Menko Kemaritiman, Kepala Staf Kepresidenan, Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, juga pernah menjabat Pelaksana tugas Menteri ESDM.

Selain itu, banyak juga jabatan-jabatan strategis yang pernah diemban Luhut, beberapa di antaranya Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ketua Tim Gerakan Bangga Buatan Indonesia, bahkan jauh sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Prsiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Luhut Panjaitan lahir di Simanggala, Tapanuli, Sumatera utara (Sumut) pada 28 September 1947, dan merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Panjaitan dengan Siti Frida Naiborhu. Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki 4 anak, yaitu Paulina, David, Paulus dan Kerri Panjaitan.

Luhut merupakan lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970. Pada tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Selain Luhut Panjaitan, ternyata ada beberapa tokoh dan seleb di Indonesia yang juga bermarga Panjaitan, siapa saja?

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 8 halaman

Panjaitan Bersaudara (Panbers)

Panbers merupakan nama kelompok pemusik yang merupakan singkatan dari Panjaitan Bersaudara. Kelompok musik ini didirikan pada tahun 1963 di Surabaya, terdiri dari 4 orang kakak beradik kandung putra-putra dari JMM Panjaitan (Alm) dengan Bosani S.O. Sitompul.

Mereka adalah Benny Panjaitan sebagai gitar pertama dan vokal, Hans Panjaitangitar kedua, Doan Panjaitan pada bass dan kibor, serta Asido Panjaitan pada drum.

Pada 25 Januari 1969 di Jakarta, nama Panjaitan Bersaudara resmi di singkat menjadi Panbers. Dalam perkembangannya, formasi band ini berubah dan bertambah sejak tahun 1990-an dengan kehadiran Maxi Pandelaki sebagai basssist, Hans Noya sebagai gitar kedua, dan Hendri Lamiri pada biola.

3 dari 8 halaman

Benny Panjaitan

Benny Panjaitan adalah penyanyi Indonesia dan merupakan gitaris pertama serta vokalis utama dari grup musik Panbers yang didirikan sejak 1965. Benny Lahir pada 14 September 1947 dan meninggal dunia 24 Oktober 2017. Dilihat dari karya-karyanya, pengamat musik menilai Benny sebagai pribadi yang sentimentil, bahkan melankolis.

Hampir semua lagu ciptaannya kental dengan nuansa sendu, kisah-kisah cinta romantis yang liris, dan balada anak manusia yang kurang beruntung. Dari hits perdana “Awal dan Cinta” sampai hits mereka yang terakhir,”Cinta dan Permata”, Benny dan Panbers tak pernah bergeser dari pop manis yang melankolis.

Lagu-lagu Panbers, atau tepatnya karya-karya Benny adalah suara kaum marginal Indonesia pada dekade 70-an. Tipikal orang pinggiran yang mencoba 'deal' dengan dunia kapitalisme, hanya berbekal ketulusan dan cinta. Potret pria miskin yang kehilangan kekasih, lantaran kalah bonafide dengan para OKB (Orang Kaya Baru).

4 dari 8 halaman

Christine Panjaitan

Christine Natalina Panjaitan adalah seorang pemeran, penyanyi dan politikus Indonesia keturunan Batak. Nama Christine Panjaitan melambung ketika menyanyikan lagu karya Rinto Harahap berjudul 'Katakan Sejujurnya'.

Sejak menikah dengan seorang dokter kandungan, Maringan Tobing pada tahun 1986, Christine Panjaitan mulai mengurangi kegiatan menyanyinya. Ia dikaruniai 3 orang anak yakni Jericho (1987), Jessica (1990) dan Jeremy (1995).

Alumnus Fakultas Sastra Tionghoa Universitas Indonesia tahun 1986 ini pernah mengajar di Universitas Padjadjaran Bandung selama dua tahun. Pada tahun 1998, ia membuat album rekaman berjudul “Aku Sayang Padamu”.

5 dari 8 halaman

Trimedya Panjaitan

Trimedya Panjaitan merupakan seorang politikus Indonesia dan anggota Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (2019-sekarang). Ia mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk daerah pemilihan Sumatera Utara (Sumut) 2.

Sebagai pria kelahiran Medan, Trimedya saat ini menjabat posisi strategis di sejumlah organisasi, seperti Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (2017-2023). Ketua Umum Forum Pembela Demokrasi Indonesia, juga pendiri sejumlah organisasi seperti Pendiri dan Ketua Umum Serikat Pengacara Indonesia, Pendiri dan Pembina Paduan Suara Solafide, serta Pendiri dan Pimpinan Law Office Trimedya Panjaitan & Associates (1996-sekarang).

6 dari 8 halaman

Basaria Panjaitan

Basaria Panjaitan adalah perempuan pertama yang terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia terpilih dalam pemilihan yang dilakukan secara terbuka oleh Anggota Komisi III DPR RI pada bulan Desember 2015.

Basaria Panjaitan tercatat sebagai perempuan pertama yang berpangkat Inspektur Jenderal (bintang dua) di dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui kenaikan pangkat berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor: 81/ Polri RI/ Tahun 2015 dan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/843/X/2015 tertanggal 20 Oktober 2015.

7 dari 8 halaman

Hinca Panjaitan

Hinca Panjaitan adalah seorang politikus Indonesia. Ia merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat periode 2015-2020. Hinca juga pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat serta menjadi anggota komite konvensi penjaringan calon presiden Partai Demokrat.

Karier politik-nya juga disempurnakan di level legislatif, ia merupakan Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat Periode 2019-2024. Ia terpilih dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara III. Sebelumnya ia juga duduk di kursi DPR RI melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW) untuk menggantikan Rudi Hartono Bangun dan dilantik pada tanggal 14 Februari 2018.

Selain aktif di partai politik, Hinca juga dikenal sebagai pengurus PSSI. Tercatat bahwa ia sempat menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI. Pada Kongres Luar Biasa PSSI tanggal 18 April 2015 di Surabaya, Hinca Panjaitan terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI bersama Erwin Dwi Budiawan.

Dinamika PSSI kala itu begitu besar, hingga akhirnya Hinca ditunjuk sebagai Plt. Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa pada tanggal 3 Agustus 2016 untuk menggantikan posisi La Nyalla Mataliti.

8 dari 8 halaman

DI Panjaitan

Donald Isaac (DI) Panjaitan adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. DI Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli 19 Juni 1925. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun.

Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau, hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, Panjaitan bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukit Tinggi pada tahun 1948.

Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Pada tengah malam tanggal 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September memaksa masuk dan melancarkan tembakan ke rumah DI Panjaitan di Jalan Hasanuddin, Kebayoran baru, Jakarta Selatan. Panjaitan ditembak di kepala ketika ia sedang berdoa.

Jasadnya dibawa menggunakan truk menuju Lubang Buaya dan baru ditemukan pada tanggal 4 Oktober 1965. Sehari kemudian, Panjaitan mendapat promosi anumerta sebagai Mayor jenderal dan diberi gelar Pahlawan Nasional.