Sukses

Menuju Perdamaian, KNPI Turki Dukung Rekonsiliasi Ukraina-Rusia

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Turki menyoroti pertemuan perundingan perdamaian antar Rusia dan Ukraina di Turki.

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Selasa (29/3/2022) sekitar pukul 10.30 waktu Turki, dilaksanakan perundingan daman antara Ukraina dan Rusia di Turki. Rencana rekonsiliasi kedua Negara tersebut, akan berlangsung hingga hari Rabu (30/3/2022).

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Turki menyoroti pertemuan antar dua negara, yang sedang berkonflik tersebut.

Menurut Ketua KNPI Turki Darlis Aziz, sejak awal perang Rusia-Ukraina, Turki merupakan salah satu negara yang memainkan peran sangat intens. Sebagai anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), Turki memiliki hubungan diplomatik baik dengan Rusia.

“Kalau meminjam istilah Kemenlu dalam politik luar negeri (polugri) Indonesia, Turki benar-benar telah memainkan peran ‘Bebas-Aktif’. Kalau meminjam kebijakan Bung Karno pada awal kemerdekaan Indonesia, Turki juga telah memainkan peran ‘Non-Blok’,” ucapnya, Rabu (30/3/2022).

Dia mengatakan, Turki secara bebas dan aktif berdiplomasi langsung terwujudnya perdamaian di kawasan. Hal tersebut dibuktikan dengan perundingan sesi pertama tingkat menteri Ukraina-Rusia di Antalya dan Istana Dolmabahçe Turki.

Bahkan, ;anjut Darlis Aziz, Turki juga sedang ‘meminjam’ peranan Presidensi G20 yang sedang dipegang Indonesia, dengan langkah diplomasinya untuk rekonsiliasi Ukraina-Rusia.

Menurutnya, tujuan utama Turki tetaplah seperti pernyataan Presiden Erdoğan pada beberapa kesempatan pidatonya di PBB. Yakni ‘Dünya Beşten Büyük’ – ‘World is Bigger Than Five’.

Yakni dunia atau Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih besar dari 5 negara anggota dewan Keamanan PBB. Yang terdiri dari Amerika Serikat, United Kingdom (UK), Perancis, Rusia dan Tiongkok, yang selalu mampu memveto keputusan yang diambil.

“Dengan peranan rekonsiliasi kali ini, Turki dapat menunjukkan kepada dunia. Ada juga negara yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap perdamaian dunia, di luar lima negara tersebut, yang saat ini notabene tak dapat berbuat apa-apa,” ungkapnya.

Sekretaris Jenderal KNPI Turki Muhammad Haykal lebih melihat kepada faktor ekonomi. Dia menilai, akhir-akhir ini Turki berada dalam kondisi terpuruk secara ekonomi, walaupun nilai ekspornya meningkat pesat, namun valuasi Lira sangat rendah, inflasi tinggi.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Perundingan Perdamaian

“Peran Turki pada perundingan perdamaian kali ini, dapat meningkatnya citra politiknya. Sehingga ke depannya dapat dipertimbangkan kembali, menjadi kandidat anggota Uni Eropa (EU),” katanya.

Haykal melihat pernyataan Presiden Erdoğan pada awal Maret 2022 lalu, terkait mempertanyakan keraguan Uni Eropa kepada Turki. Terlebih proses kandidasi Turki ke Uni Eropa, telah dimulai pada Oktober 2005 lalu dan sejauh ini Turki masih menemui jalan buntu.

Walau pun proses belum berakhir secara resmi, tutur Haykal, banyak narasi politik yang mengisyaratkan proses tersebut telah berakhir.

Namun, dengan meningkatnya peran Turki di kawasan, diyakini dapat mengembangkan narasi yang sempat padam tersebut.

3 dari 3 halaman

Mediator Rusia-Ukraina

“Walaupun nantinya tidak diterima masuk, proses kandidasi ulang ini penting untuk meningkatkan trust terhadap mata uang Lira. Setidaknya utk jangka pendek hingga pemilu 2023. Disamping banyak angket (seperti Metropoll), menyatakan masyarakat masih berkeinginan masuk ke Uni Eropa,” ujarnya.

Dia melanjutkan, langkah Turki dalam peranannya sebagai mediator damai antara Rusia dan Ukraina, patut diapresiasi. Terlebih perundingan rekonsiliasi tersebut, akan sangat menentukan nasib terwujudnya perdamaian di kawasan.

Haykal berharap, semoga langkah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi kebijakan polugri Indonesia, agar lebih ‘Bebas Aktif’ dan ‘Non Blok’.

“Apalagi tahun ini, kita memegang peran sebagai Presidensi G20, sangat penting untuk dapat mengadvokasikan perdamaian dunia,” ujarnya.

 

Penulis:Muhammad Haykal

Sekjend KNPI Turki