Sukses

Pedagang Pasar Tradisional Garut Dipacu Melek Pembayaran Digital

Kampanye perubahan pola transaksi ke arah digital, merupakan komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah.

Liputan6.com, Garut - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga mengajak seluruh pedagang pasar tradisional Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai terbiasa menggunakan transaksi pembayaran secara digital alias online.

Selain praktis, transaksi melalui sistem pembayaran digital, berpotensi mengurangi kontak fisik antara pembeli dan penjual di masa pandemi Covid-19.

“Pasar itu menjadi sumber aktivitas yang baik dan bisa menyehatkan khususnya di tengah pandemi Covid-19,” ujar dia di sela-sela peresmian pasar Rakyat Leles, Garut, Rabu (30/3/2022).

Menurutnya, ajakan sekaligus kampanye perubahan pola transaksi ke arah digital, merupakan komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama Pemda Garut, untuk menggindari terjadinya kontak fisik atau kerumunan, saat masa pandemi Covid-19 berlangsung.

Dalam pelaksaannya, seluruh pedang di pasar tradisional bisa mengoptimalkan kehadiran aplikasi pembayaran digital seperti ‘Qris’, untuk memudahkan penjualan.

“Dan itu merupakan salah satu bentuk komitmen dari pemerintah daerah, dan juga dari pusat untuk sama-sama bersinergi,” kata dia.

Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan, secara khusus menyampaikan permohonan maafnya ihwal keterlambatan peresmian pasar Leles, karena tersangkut persoalan masalah hukum.

“Silahkan bapak dan ibu menggunakan tempat ini, cukup membayar retribusi dan ketentuan lain melalui mekanisme yang diatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta dengan IWAPA setempat,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Terhambat Kasus Korupsi

Seperti diketahui, proses revitalisasi pasar Leles Garut diagendakan selesai 2019 lalu, namun dalam prosesnya menghadapi berbagai kendala, mulai kualitas konstruksi pasar yang buruk hingga roboh.

Walhasil Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mengendus adanya praktek rasuah atau korupsi dalam pembangunan pasar seharga hampir Rp 22 miliar tersebut.

Sebanyak tiga tersangka berhasil dijebloskan ke sel bui akibat kelalaian dalam pembangunan pasar itu. Proses pembangunan pasar menjadi terhambat, hingga akhirnya berhasil diresmikan tahun ini.

Rencannya, setelah proses peresmian pasar Leles berlangsung, Rudy berjanji untuk melengkapi fasilitas pasar Leles termasuk pasar tradisional lainnya di Garut, untuk memudahkan masyarakat.

Kadisperindag dan ESDM Garut, Nia Gania Karyana, menyatakan saat ini Garut memiliki 13 pasar pemerintah daerah, dan 2 pasar milik perusahaan swasta.

Dari jumlah itu, sebanyak 3 pasar yakni Wanaraja, Saamarang termasuk pasar Leles, berhasil diperbaiki selama dua periode kepemimpinan Rudy-Helmi dengan anggaran hingga Rp 100 miliar. “Pasar Leles di bangun melalui 4 tahap,” ujar dia.

Selain menggunakan anggaran kas daerah, Pemda Garut pernah menerima suntikan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan untuk membangun 3 pasar desa yakni Pancasura, Pasirwangi dan Cijambe. “Sekarang sudah berfungsi optimal,” kata dia.

Ia berharap dengan semakin banyaknya pasar tradisional yang diperbaiki, mampu meningkatkan percepatan ekonomi masyarakat. “Manfaatnya ya bagus pertama perekonomian lebih baik ya,” ujar dia.