Liputan6.com, Makassar - Pemantauan hilal awal Ramadhan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang digelar pada Jumat (1/4/2022) sore, tidak berjalan lancar. Hal itu disebabkan cuaca buruk yang terjadi di kota berjuluk Kota Daeng itu.Â
Alhasil tim pemantau hilal yang terdiri dari pihak Kementerian Agama wilayah Sulawesi Selatan bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar tidak dapat melihat hilal di bawa dua derajat.
"Kita pakai metode hisab dan rukyat. Kalau hisab dari BMKG posisi hilal berada di 1,45. Sementara ini kita tunggu hasil dari pemantauan hilal. Tapi, kondisi saat ini hujan semoga ada hasil," kata Kabid Urusan Agama Islam Kemenag Sulsel, M Tonang M Tonang di lokasi, Jumat (1/4).
Advertisement
Tonang menjelaskan, meski pemantauan hilal di Kota Makassar tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, pihaknya mengaku tetap akan meneruskan laporannya kepada Kementerian Agama RI.Â
"Yang pasti dari 145 titik pemantauan hilal di Indonesia, termasuk di Makassar tapi kondisinya hujan tentunya ada gangguan. Tapi tetap kita laporkan kondisinya dan hisab berada 1,45," pungkasnya.
Â
34 Titik Pemantauan Hilal
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memantau hilal penentuan 1 Ramada 1433 H yang disebar 34 titik lokasi di Sulawesi Selatan. Namun, cuaca pada Jumat 1 April 2022 sore ini awan hitam dan hujan gerimis melanda seluruh Kota Makassar sehingga pemantau mendapatkan kesulitan.
"Kami menyiapkan 34 pengamatan awal Ramadan, pada hari ini tanggal 29 Sya'ban di Makassar. Ini ada dua (kamera) dari BMKG yaitu dari stasiun Geofisika Gowa dan BBMKG wilayah IV Makassar," kata Sub Koordinator Pengumpulan dan Penyebaran Data BMKG Makassar, Jamroni, Jumat (1/4).
Jamroni menerangkan, bahwa kondisi cuaca saat ini kurang baik untuk mengamati hilal dari tempat ketinggian sehingga hal ini sedikit kesulitan.
"Berdasarkan data memang ketinggian sudah positif tapi nilainya masih dibawah 2 derajat. Di Indonesia secara geografis agak sulit pengamatan tapi kadang di wilayah lain memang melihat. Tergantung dari Kemenag bagaimana hasil isbatnya. Apakah di 29 Sya'ban besok sudah Ramadan atau digenapkan 30 Sya'ban pada hari minggu baru kita mulai Ramadan. Tetap menunggu sidang isbat Kemenag," jelasnya.
Dengan kondisi hujan saat ini, Jamroni mengaku sangat sulit untuk melihat hilal dari Makassar. Pasalnya, data historis di Makassar sangat datanya sangat rendah.
"Potensinya kecil sekali untuk dilihat. Kami dapatkan itu 6 derajat poin 35. Pokoknya di atas lima baru kita bisa mendapatkan citra hilal. Beberapa kali pengamatan kami dinilai 6,35 poin dibawah 6 derajat, kami belum dapat," pungkasnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement