Sukses

Penjelasan OIF UMSU Soal Hilal Awal Ramadhan 1443 Hijriah Tak Terlihat dari Medan

Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) memantau hilal awal Ramadhan 1443 Hijriah menggunakan teleskop, Jumat (1/4/2022). Hasil pemantauan pukul 18.34 WIB, hilal tak terlihat dari Kota Medan.

Liputan6.com, Medan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) memantau hilal awal Ramadhan 1443 Hijriah menggunakan teleskop, Jumat (1/4/2022). Hasil pemantauan pukul 18.34 WIB, hilal tak terlihat dari Kota Medan.

Kepala OIF UMSU, Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar mengatakan, posisi hilal terlalu rendah, masih berada pada posisi 1 derajat 45 menit.

Kementerian Agama menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

"Kita lakukan pengamatan, tidak muncul, tidak berhasil kita lihat," kata Arwin.

Diungkapkan Arwin, selama OIF UMSU berdiri, hilal paling rendah bisa teramati pada posisi 8 derajat, hasil pemantauan di stasiun BMKG di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, sekitar 2 tahun lalu.

"Di atas 3 derajat, 5 derajat sekali pun, tim OIF UMSU belum pernah berhasil, walau menggunakan teleskop yang canggih," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Faktor yang Memengaruhi Pengamatan

Diterangkan Arwin, banyak faktor yang memengaruhi pengamatan hilal, mulai dari faktor alam, kesiapan sumber daya manusia, teknologi, dan lainnya. Di Indonesia selama ini hilal pernah teramati pada posisi 5 derajat.

"Cuaca hari ini secara umum baik. Tadi di ufuk Barat itu memang ada awan yang menutupi posisi atau keberadaan hilal itu muncul. Secara umum, ini memang problem di Kota Medan," terangnya.

3 dari 4 halaman

Muhammadiyah Mulai Puasa 2 April 2022

Muhammadiyah sudah lama mengeluarkan maklumat, sehingga untuk menentukan awal Ramadhan tidak perlu dilakukan pengamatan hilal. Secara perhitungan, hilal dianggap sudah wujud.

"Muhammadiyah sudah menggelar tarawih malam ini, dan akan berpuasa 2 April 2022. Muhammadiyah menggunakan namanya Hisab Hakiki Wujudul Hilal," terangnya.

4 dari 4 halaman

Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Dijelaskan Arwin, melalui metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal, Muhammadiyah menganggap putaran bumi sempurna mengelilingi bulan.

"Menurut Muhammadiyah, 1 Qomariah, sa1tu Sya'ban, semua itu sudah terjadi hingga malam hari ini, dan sudah dinyatakan langsung bulan baru, yaitu 1 Ramadhan," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.