Liputan6.com, Medan Ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) sempat melemah pada periode Januari dan Februari 2022. Pelemahan ekspor karet Sumut karena penurunan volume yang tajam.
Akhirnya, ekspor untuk pengapalan Maret 2022 memperlihatkan perbaikan menggembirakan. Volume ekspor karet Sumut pada Maret 2022 sebesar 33.882 ton atau naik 18,1 persen dari bulan sebelumnya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia-Sumatera Utara (Gapkindo Sumut) Edy Irwansyah mengatakan, kenaikan ini seiring dengan naiknya demand dan semakin sedikitnya volume yang delay shipment atau penundaan pengapalan.
Advertisement
Baca Juga
"Adanya peningkatan demand berasal dari China, Brazil, dan Turki," kata Edy, dalam keterangan diperoleh Liputan6.com, Jumat (8/4/2022).
Namun, lanjutnya, bila dilihat secara total volume triwulan 1 tahun ini masih mengalami penurunan 4,97 persen, menjadi 95.188 ton bila dibandingkan triwulan 1 tahun lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Negara Tujuan Ekspor
Diterangkan Edy Irwansyah, tujuan ekspor pada Maret 2022 ada sebanyak 31 negara, 5 besar negara tujuan ekspor adalah Jepang 38,70 persen, China 9,03 persen, Brazil 8,66 persen, Turki 7,56 persen, dan Kanada 7,42 persen.
"Ekspor karet Sumut ke Rusia bulan lalu berada pada urutan 18 dari 34 negara dengan volume 374 ton," terangnya.
Diungkapkan Edy, pada bulan Maret 2022 tidak ada ekspor ke Rusia. Salah satu penyebabnya adalah karena kapal pengangkut karet berhenti beroperasi ke Rusia, yang saat ini masih konflik dengan Ukraina.
"Walaupun tidak ada ekspor ke Rusia, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja ekspor," ungkapnya.
Advertisement
Harga Rata-rata
Edy memaparkan, harga rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Maret 2022 mengalami penurunan 4,95 sen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 174,62 sen AS.
Harga TSR20 pada perdagangan 7 April 2022 tercatat 173,4 sen atau turun 1,2 sen AS dibandingkan harga rata-rata Maret 2022. Menurunnya harga karet dipicu adanya kekhawatiran menurunnya permintaan dari China.
"Karena China lockdown lagi akibat meningkatnya kasus Covid-19," tandasnya.
Sementara itu, kondisi gugur daun di Sumut yang mulai pulih diharapkan produksi kebun karet semakin membaik.