Liputan6.com, Gorontalo - Jika kalian ingin menikmati suasana pagi yang sejuk nan damai, datanglah ke destinasi wisata yang satu ini. Namanya kolam bidadari.
Wisata yang berlokasi di Desa Ilohuuwa, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango ini cocok bagi para wisatawan yang suka dengan keindahan alam. Meski begitu, menuju ke tempat ini bukanlah perkara mudah.
Pengunjung harus melewati jalur ekstrim yang melewati Hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Meski menantang, jalur yang akan dilewati begitu asri.
Advertisement
Baca Juga
Perjalanan yang mungkin membutuhkan waktu sekitar satu jam, para pengunjung disuguhkan dengan pemandangan pepohonan hijau yang mengelilingi kawasan itu. Suara gemericik air sungai mengalir yang dipadukan kicauan burung yang merdu, seakan menyambut kedatangan para wisatawan.
Tak hanya itu, pohon hijau dan rimbun memberikan sensasi kesejukan alam yang natural dengan udara segar tanpa polusi. Hal ini membuat para pelancong tidak merasakan capek selama perjalanan.
Meski tergolong lokasi wisata baru, tempat ini sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kebanyakan, wisatawan menyebut kolam bidadari ini memberikan sensasi berbeda.
Ternyata penamaan kolam bidadari ini mempunyai histori dan pengalaman tersendiri. Menurut warga lokal nama kolam bidadari ini diambil dari apa yang sering terjadi di sekitar lokasi tersebut.
Disaat siang hari, kolam itu akan berubah menjadi warna pelangi yang indah. Namun fenomena itu terjadi sangat jarang dan tidak semua orang melihatnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kearifan Lokal
Kehadiran pelangi dalam air itu menjadikan warga lokal menyebutnya kolam bidadari. Sebab, menurut mereka saat pelangi itu muncul ada bidadari yang sedang mandi.
Meski begitu, sebagian warga ada yang mengatakan bahwa itu hanyalah fenomena alam saja. Namun ada juga sebagian warga yang menghubung-hubungkan dengan hal mistis.
"Itu kepercayaan kami warga lokal. Meskipun ada orang yang mengatakan itu hanyalah fenomena biasa. Tapi pengunjung harus menghargai," kata Ismet Ketua Pokdarwis setempat
Namun kata Ismet, saat berada di lokasi, pengunjung harus menjaga sikap mereka dan tidak menyebut hal-hal yang merusak kearifan lokal.
"Ini kearifan lokal hutan kami, jadi mohon kepada pengunjung tidak berkata ataupun melakuka hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan," ia menandaskan.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Felmi Mahanggi misalnya. ia mengungkapkan selama perjalanan semacam terhipnotis dengan suasana alam yang indah dan asri yang seakan membawa kedamaian.
"Saya merasakan sensasi alam yang begitu luar biasa, rasa aman damai meski perjalanan agak sedikit menantang namun semua tidak begitu terasa karena kita disuguhkan dengan pemandangan indah," ungkapnya kepada Liputan6.com.
 "Harapan saya mungkin pemerintah bisa mengembangkan wisata ini, hal ini sangat berpotensi sebagai aset daerah," tandas Felmi.
Â
Advertisement