Liputan6.com, Surabaya - Di era saat ini, persoalan literasi, transformasi digital, dan disrupsi pasar kerja menjadi bagian dari peluang dan tantangan kerja era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menitiberatkan kemampuan SDM dengan keahlian tinggi dan spesifik. Maka, kecakapan literasi akan menjadi salah satu indikator penting dalam pasar bebas dunia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sela-sela kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Gedung Grahadi, Surabaya, Sabtu sore (16/3/2022), lalu menceritakan bagaimana miliuner dunia asal Tiongkok, Jack Ma, berani memprediksi di 2030 nanti, ekonomi dunia akan dikuasai e-commerce, yakni sebesar 85 persen. Perdagangan online akan didominasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga
"Bisa dikatakan tulang punggung (back bone) ekonomi dunia pada 2030 mendatang adalah UMKM yang berbasis e-commerce," kata Khofifah.
Advertisement
Oleh karena itu, penting membekali para pelaku UMKM dengan kemampuan literasi, utamanya literasi digital. Apalagi mayoritas pelaku usaha di Indonesia notabene adalah UMKM. Kolaborasi UMKM dengan perpustakaan sangat bisa diandalkan dalam pertumbuhan dan pertambahan UMKM mau pun start up secara signifikan di Jawa Timur.
"Saya mengapresiasi dukungan luar biasa yang diberikan Perpustakaan Nasional lewat program literasi untuk kesejahteraan yang berdampak langsung di masyarakat. Lewat program tersebut, masyarakat Jawa Timur khususnya yang berada di pedesaan menjadi lebih berdaya. Bahkan, per Juli 2021 sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Jawa Timur," jelas Gubernur Khofifah.
Senada dengan Gubernur, anggota Komiis X DPR RI Zainuddin Maliki menegaskan pentingnya literasi. Seluruh aspek kehidupan bersinggungan dengan literasi. Bahkan, masih banyak yang belum menyadari kalau kualitas literasi berdampak pada kesejahteraan hidup masyarakat. Padahal, Indonesia dikarunia anugerah kekayaan alam yang luar biasa.
"Yang kurang subur malah maju. Yang subur belum kunjung. Tentu kecerdasan literasi mempengaruhi di dalamnya. Persoalan baca-tulis memang belum tuntas, tinggal sedikit lagi. Namun, di sisi lain terjadi pertumbuhan internet yang luar biasa. Indonesia kini menempati peringkat nomor tiga di dunia dalam hal pengguna internet,' imbuh Zainudin.
Hulu dari pembentukan literasi adalah budaya membaca. Maka, tugas perpustakaan bukan lagi sebatas mengoleksi bahan bacaan, tetapi bagaimana koleksi yang dimiliki berdaya guna sesuai dengan potensi demografi dan geografi masyarakatnya. Di sinilah peran perpustakaan membangun masyarakat untuk menghadapi perdagangan global.
"Di dalam perpustakaan terkandung ilmu, teori, dan praktik. Dari jika dilatih secara konsisten akan menghasilkan kecerdasan dan skill. Inilah bentuk kecakapan literasi sebagai salah satu indikator penting menghadapi pasar bebas dunia. Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka menciptakan tenaga kerja terampil, berkeahlian, kreatif, dan inovatif," beber Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kejar Ketertinggalan
Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaaa Universitas Negeri Malang Djoko Saryono mengatakan program literasi yang diterapkan saat ini sejatinya sudah terlambat. Sejak 1990-an, isu literasi sudah digaungkan dunia internasional. Bahkan, UNESCO sejak periode awal tahun 2000-an sudah meluncurkan buku berjudul “Literacy For Life”. Bermacam teori literasi saat ini sudah jauh berkembang.
Tetapi, di sini malah berpotensi benturan jika tidak segera disinergikan. Ia mencatat, tidak kurang ada 38 program literasi yang diluncurkan oleh banyak kementerian/lembaga. Mulai dari Kemenkominfo, Kemenkeu, Kemenag, Kemendikbud, Perpustakaan Nasional, hingga KPK.
"Maka itu, perlu segera dibentuk kepemimpinan yang menggerakkan literasi. Harus dikolaborasikan berbagai kepentingan menyangkut literasi," terang Djoko.
Tenaga Ahli Perpustakaan Sri Silarsih menyebutkan, di tengah cepatnya perkembangan revolusi industri 4.0, mau tidak mau perpustakaan juga tidak boleh tinggal diam. Peran perpustakaan justru sangat strategis, mengingat perpustakaan memiliki sumber daya pengetahuan yang tidak terbatas.
Di sela-sela kegiatan PILM, Kepala Perpusnas menyerahkan sertifikat kepada Gubernur Khofifah atas prestasi Jawa Timur sebagai provinsi dengan perpustakaan terakreditasi terbanyak di Indonesia serta penyerahan sejumlah bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada Kabupaten Sampang dan Kabupaten Nganjuk untuk pembangunan Gedung fasilitas layanan perpustakaan umum daerah.
Untuk DAK perluasan yang diterima oleh Kab. Madiun, serta bantuan Pojok Baca Digital (Pocadi) bagi Kab. Gresik, Kab. Trenggalek, Kab. Jember, Kabupaten Tuban, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Batu, termasuk stimulan satu unit Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) untuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Advertisement