Liputan6.com, Solo - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo mencatat jumlah penukaran uang baru menjelang Lebaran di kota kelahiran Presiden Jokowi telah mencapai Rp2,5 triliun. Diperkirakan jumlah tersebut akan terus melonjak hingga mendekati Lebaran yang diproyeksikan penukaran uang baru sebesar Rp4,9 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo mengatakan jumlah penukaran uang baru pada awal Ramadhan memang lambat. Bahkan hingga pekan lalu jumlah penukaran uang baru di wilayah Solo Raya baru mencapai Rp1,6 triliun tetapi sejak Rabu kemarin mulai terjadi kenaikan jumlah penukaran uang baru.
Baca Juga
“Jumlah penukaran hingga Rabu kemarin sudah Rp2,5 triliun atau setengah dari jumlah yang diproyeksikan penukaran uang pada Lebaran tahun ini sebesar Rp4,9 triliun,” sebut Joko di Solo, Kamis (21/04/2022).
Advertisement
Ia memprediksi jumlah penukaran uang baru akan mengalami lonjakan pada pekan terakhir sebelum Lebaran karena tunjangan hari raya (THR) para pegawai dan karyawan sudah cair. Dengan kondisi seperti itu Joko pun mengingatkan kepada untuk menukarkan uang baru di sejumlah layanan penukaran uang resmi yang ada di Solo Raya.
“Kita siapkan 191 jaringan kantor perbankan di Solo Raya untuk penukaran uang. Jadi setiap wilayah kantor bank pasti ada, pegadaian ada, kantor pos ada, dan mobil kas keliling,” katanya.
Bahkan mobil kas keliling penukaran milik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo maupun perbankan umum dan syariah akan melayani penukaran uang di sejumlah titik keramaian. Hal ini dilakukan agar memudahkan masyarakat untuk menukarkan uang baru di tempat layanan penukaran yang resmi dan tidak dikenakan biaya penukaran.
“Mobil kas keliling di sentra vaksin Klinik Bhayangkara, di pasar tradisional, kantor pemkab dan setiap hari di parkiran balkot satu mobil,” ujarnya.
Sedangkan ketika disinggung mengenai jumlah uang pecahan yang paling banyak diminati, Joko menyebutkan masyarakat saat ini banyak yang menukarkan uang pecahan Rp5.000 dan Rp10 ribu. Dia pun membandingkan pecahan yang diminati pada Lebaran tahun ini dengan tahun sebelumnya mengalami perubahan.
“Dulu yang banyak diminati pecahan Rp2.000 tapi sekarang uang pecahan Rp2.000 menurun karena anak kecil sekarang dikasih uang Rp2.000 kayaknya sudah nggak mau dan minta yang lebih,” ucap Joko.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada Warga yang Tak Tahu Prosedurnya
Sementara itu, di Kediri sejumlah warga tidak mengetahui ada prosedur khusus saat penukaran uang pecahan pecahan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dalam layanan kas keliling menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022.
"Jadi, ini kan kebijakan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Kebijakannya itu, untuk penukaran lewat aplikasi. Ini kami lakukan karena saat ini masih pandemi," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Wihujeng Ayu Rengganis di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Wihujeng yang ditemui saat penukaran uang di Pasar Setonobetek, Kota Kediri itu mengatakan, kebijakan untuk penukaran di kas keliling harus sesuai dengan aturan. Walaupun saat ini di beberapa daerah sudah level satu, kebijakan tetap dilakukan untuk penukaran uang baru dengan aplikasi Pintar tersebut.
Menurut dia, adanya masyarakat yang ternyata belum mengetahui bahwa penukaran uang harus lewat aplikasi Pintar menjadi bahan evaluasi.
"Tidak semua bisa mengaases atau terinformasi hal tersebut. Itu jadi bahan evaluasi juga agar ke depan jauh-jauh hari kami sudah edukasi dan sampaikan tata cara penukaran," kata dia.
Namun, ia juga mengatakan masyarakat yang ingin menukar uang juga bisa terlayani di perbankan umum. Di wilayah BI Kediri, ada 70 titik penukaran yang bisa melayani permintaan penukaran dengan jadwal dari perbankan masing-masing.
Selain itu, BI juga menambah jumlah kuota penukaran. Jika sebelumnya hanya ada dua titik untuk kas keliling yakni di Pasar Setonobetek dan Pasar Bandar, Kota Kediri dengan kuota penukaran 100 paket, saat ini ditambah menjadi total lima lokasi dengan jumlah paket juga ditambah.
"Ini antusiasme dari penukar yang banyak, kami tambahkan jadi lima jadwal penukaran dengan kuota ditambah dari 100 menjadi 200. Kami ingin sedapat mungkin bisa akomodasi warga," kata dia.
Sementara itu, Vita, warga Kediri mengaku cukup kecewa dengan sistem penukaran harus lewat aplikasi itu. Ia datang ke Pasar Setonobetek, Kota Kediri lebih awal dengan harapan tidak ada antrean, tapi ternyata memakai aplikasi. Ia pun akhirnya memilih pulang.
"Saya sudah ke bank-bank umum dan semuanya jadwal terakhir dan kuota habis. Ini saya mencoba ikut antrean BI Kediri, tapi ternyata memakai aplikasi," kata Vita dengan kecewa.
Indri, salah seorang warga Kediri mengaku dirinya bisa dapat kuota untuk penukaran uang pecahan. Ia sudah daftar satu pekan sebelumnya saat tengah malam.
"Saya satu pekan lalu daftar, itu pun tengah malam, jam 00.00 WIB. Dengan aplikasi sebenarnya lebih dimudahkan, karena tidak perlu antre banyak. Kalau ke bank kan harus antre banyak," kata Indri yang sepakat penukaran uang dengan aplikasi itu.
Advertisement