Liputan6.com, Yogyakarta - Ustaz Agam yang dikenal sebagai pendakwah lewat media sosial TikTok berkolaborasi dengan Husain Basyasman, pendakwah muda lainnya yang juga kerap muncul di TikTok. Bukan lagi sekadar ingin ditonton, kedua pendakwah muda itu ingin mendorong perubahan besar.
Pada akhir 2021, Agam dan Basyasman berhasil menggerakan hati audiensnya untuk mendukung gerakan donasi Al-Qur'an untuk pesantren Al-Hidayah di Bojonegoro, Jawa Timur. Pesantren ini memiliki banyak santri, namun jumlah Al-Qur’an yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah santri
“Pesantren ini juga cukup sulit untuk mendapatkan Al-Qur’an karena jauh dari kota,” ujar Agam, dalam siaran persnya, Jumat (22/4/2022).
Advertisement
Baca Juga
Agam dan Basayasman melakukan gerakan yang bertujuan untuk membantu pondok pesantren yang kekurangan persediaan Al-Qur’an. Melalui platform GoPlay, tempat mereka bertemu untuk berdakwah secara bersamaan secara live, mereka mengajak penonton untuk mengirimkan Virtual Gift ketika mereka sedang melakukan live streaming.
Meski terdengar sederhana dan simple, Agam dan Basyasman berhasil mewujudkan gerakan donasi Al-Qur’an tersebut. Dari hasil akumulasi Virtual Gift revenue itu lah program Donasi Qur’an Abas ini bisa berjalan.
Kesuksesan program donasi ini memotivasi mereka meraih cita-cita yang lebih besar. Bermanfaat bagi orang banyak dengan membangun komunitas adalah hal membuat mereka selalu bersyukur selama ini.
Basyasman meyakini rezeki sudah ada yang mengatur, sehingga melalui komunitas live streaming di GoPlay, mereka memiliki tekad untuk bisa berkembang bersama. Agam dan Basyasman terus berkomitmen untuk memberikan konten dakwah berkualitas dan membangun komunitas kecilnya menjadi lebih dekat.
Bernama lengkap Agam Fachrul Samudra, Agam dikenal sebagai pendakwah asal Cimahi yang kerap menyiarkan ceramahnya di TikTok. Ia memiliki 1,4 juta followers di sosial media TikTok.
Ustadz Agam yang sering melucu ini menyebut dirinya sendiri sebagai Hyung (bahasa Korea berarti kakak laki-laki) untuk menarik perhatian jemaahnya yang berasal dari kalangan milenial.
Sementara, Husain Basyaiban yang dikenal dengan Basyasman berasal dari Madura dan sekarang masih kuliah di UIN Surabaya. Berbeda dengan Agam yang dipanggil Hyung, Basyasman lebih senang dipanggil kak atau dik Husain.