Sukses

Hindari Macet, Pemudik Asgar 'Nyicil' Pulang Kampung Lebih Awal

Menghindari macet arus mudik Lebaran, pemudik asal Garut (Asgar), memilih pulang kampung lebih awal.

Liputan6.com, Garut - Menghindari macet arus mudik Lebaran, pemudik asal Garut (Asgar), memilih pulang kampung lebih awal dari perkiraan.

“Ini bukan cuti star sebelum pulang, tapi memang libur yang diberikan cukup panjang sehingga mereka pulang duluan,” ujar Kepala Terminal Tipe A Guntur Melati Garut Sofyan Hidayat, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, interval libur yang terbilang panjang pada cuti idul fitri 1443 H tahun ini, dimanfaatkan betul para pemudik asgar untuk memilik mudik lebih awal dari jadwal semua.

“Untuk tingkat arus kedatangan memang ini sudah nampak di tiga hari ke belakang,” kata dia.

Kondisi itu didukung data adanya peningkatan volume kendaraan keluar atau berangkat dari terminal tipe A Garut, menuju Jakarta dan sekitarnya. “Memang untuk tujuan ke Garut (Dari Jakarta dan sekitarnya) bertambah, kalau persentasenya belum kita hitung,” kata dia.

Sofyan menilai perubahan rencana kepulangan lebih awal pemudik asgar memang lebih baik, daripada menumpuk pada saat terjadinya muncak mudik nasional 2022 yang diprediksi pada min 2-3 sebelum lebaran idul fitri 1443 H.

“Ini sebenarnya lebih enak artinya seluruh masyarakat yang bertujuan untuk mudik secara teratur terurai tidak menumpuk,” kata dia.

Saat ini, rata-rata jumlah kedatangan penumpang yang masuk ke terminal berkisar 1.500 orang lebih per hari, angka itu naik dari rataan perhari jumlah kedatangan yang hanya berkisar di angka 900-1.100 orang penumpang per hari.

“Memang kalau dilihat ada penambahan sekitar 300 atau 400 penumpang per hari,” kata dia.

Sementara angka keberangkatan menuju ke luar kota terutama jurusan Jabodetabek dan sekitarnya, masih berkisar di angka keberangkatan harian sebesar 300- 400 orang penumpang per hari. “Angkanya masih tetap,” ujar dia.

Sedangkan, total armada bis yang disiapkan terminal berkisar di angka 220 unit untuk melayani AKAP (Angkutan Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi).

"Sampai saat ini baru 185 yang operasional, jadi memang jumlah penumpang tersebut masih terakomdir dengan jumlah armada yang ada," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.