Sukses

Kisah Mistis Ular Penunggu Tembok Dinasti Mataram yang Dirobohkan di Sukoharjo

Semakin meluas paskaperobohan tembok cagar budaya milik Kasunanan Kartasura atau peninggalan Dinasti Mataram Islam itu. Salah satunya, tembok cagar budaya tersebut diyakini oleh sebagian masyarakat di sekitar memiliki penunggu yakni seekor ular.

Liputan6.com, Kartasura - Perobohan tembok cagar budaya di wilayah Keraton Kasunanan Kartasura oleh pemilik tanah semakin membuat heboh. Tak sedikit yang menyalahkan tindakan pemilik tanah yang merusak peninggalan Dinasti Mataram Islam itu.

Bahkan, sebagian warga di sekitar tembok berdiri mengaku sedih lantaran tidak adanya perhatian dari pemerintah untuk perawatan dan sekedar sosialisasi jika tembok itu adalah situs sejarah yang harus di jaga.

Di lain sisi, warga juga meyakini ada penunggu di tembok cagar budaya yang dirobohkan itu.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya menceritakan semenjak kasus Burhanuddin melakukan pembersihan lahan dan menjebol pagar cagar budaya itu desanya semakin banyak didatangi warga. 

"Heboh di sosmed, yang datang ke sini banyak mungkin karena pada penasaran, liat temboknya (peninggalan Dinasti Mataram Islam)" ujar dia.

ia enggan berkomentar tentang perobohan tembok itu, namun ia malah penasaran kemana perginya ular penunggu tembok tersebut. Dari cerita orang tuanya, ia mendapat cerita jika tembok cagar budaya Kasunanan Kartasura itu memilki penunggu seekor ular.

"Ben kualat (biar kualat) di sini (tembok cagar budaya) kata orang dulu ada penunggunya," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Tontonan Warga

Di sisi lain, warga lainnya yang ditemui Liputan6.com juga tidak ingin disebutkan namanya mengaku selama dirinya tinggal di wilayah tersebut tidak pernah ada sosialisasi dari pemerintah Kabupaten ataupun dinas terkait tentang tembok yang sering mereka liat itu adalah cagar budaya.

"Sampai ramai di Facebook mbak, kalau sudah rame baru semua sibuk. Setau saya, selama saya tinggal di sini dari kecil belum pernah ada sosialisasi terkait tembok itu (cagar budaya). Setidaknya kasih tulisan kalau itu situs sejarah, jadi warga di sini bisa tau," ujar dia.

Menurutnya,alasan pembongkaran karena itu sudah tanah hak milik pribadi dan warga sudah banyak mengeluarkan biaya, tapi pemerintah terkait tidak pernah memberikan perhatian khusus untuk situs sejarah itu.

"Sedih itu temboknya rusak, tapi itu kan tanah orang jadi gak mau ikut-ikut. Tapi omen-komennya di sosmed banyak banyak yang nyalahin, tapi kan memang gak ada yang bersihin kalau kotor (rumput liar) ndak ada yang bayar. jadi mungkin dibongkar biar gak ada biaya lagi untuk perawatan," ucapnya.

Sementara itu, ada kisah mistis yang mereka yakini bahwa sekitar jika ditembok itu bersemanyam seekor ular besar. Meski tidak tau itu situs sejarah, tapi mereka malah percaya jika tembok itu memiliki penunggu dan tidak seharusnya dirusak atau diusik keberadaan temboknya.

"Di tembok itu dulu ada ularnya. Katanya itu penunggunya, tapi pas dibongkar itu kok gak keluar, gak tau kemana perginya (ular). Tapi ya ora metu ki (gak keluar)," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.