Sukses

Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga, Waspada Abu Vulkanik

Status Gunung Anak Krakatau naik dari sebelumnya waspada kini menjadi siaga.

Liputan6.com, Anyer - Status Gunung Anak Krakatau naik dari sebelumnya waspada kini menjadi siaga. Gunung di Perairan Selatan Sunda itu sebelumnya mengalami erupsi dengan lontaran material letusan mencapai 50-200 meter.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Pasaran Kabupaten Serang Deni Mardiono di Serang, Banten, Senin (25/4/2022) mengimbau nelayan dan wisatawan tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau.

Aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau sejak tanggal 22 April 2022, mengeluarkan abu vulkanik hitam ke wilayah Sumur dan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

Selain itu, di sekitar Gunung Anak Krakatau mengeluarkan lontaran bebatuan pijar. Oleh karena itu, pihaknya melarang nelayan maupun wisatawan mendekati kawasan gunung tersebut, karena khawatir terdampak batu pijar yang suhunya cukup panas dan mematikan.

"Kami merekomendasikan sekitar 5 kilometer untuk jarak aman dari kawasan Gunung Anak Krakatau," katanya.

Sebelumnya Gunung Anak Krakatau (GAK) masih terus erupsi. Masyarakat diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah dan selalu memakai masker agar abu vulkanik tidak terhisap. Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau sudah sampai ke permukiman warga di pesisir Banten.

"Apabila keluar rumah selalu pakai masker untuk menghindari paparan abu vulkanik, tetap patuhi rekomendasi dari badan geologi," terang dia.

Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau dirasakan oleh warga di Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Panimbang, Kecamatan Cigeulis, dan Pesisir Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Abu vulkanik juga mengotori lantai hingga tumbuhan yang ada di luar rumah. Bahkan mata warga terasa perih ketika beraktivitas di luar rumah.

"Lagi hujan abu, sayuran saja tadi banyak kotor. Perih ke mata, baru sadar kalau itu dari Gunung Anak Krakatau yang lagi erupsi," kata Soffy Shovia, warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (24/04/2022).

Begitupun warga lainnya, Johani, meski telah berulang kali di sapu, lantai rumahnya masih saja dikotori abu vulkanik berwarna hitam.

"Sudah hampir lima kali nyapu rumah, kotor sama abu vulkanik," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Letusan Gunung Anak Krakatau Jumat 22 April

Gunung Anak Krakatau (GAK) sebelumnya meletus pada Jumat (22/4/2022) dini hari WIB. Semburan abu vulkaniknya mencapai 1.500 meter di atas puncak.

Letusan pertama terjadi pukul 00.49 WIB, dengan ketinggian abu mencapai 500 meter dari puncak. Dalam laporan yang disusun oleh Deny Mardiono, petugas pos pantau GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, yang dikutip melalui aplikasi Magma Indonesia menuliskan, kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah Barat Daya. Amplitudo maksimumnya 37 mm dengan durasi 1 menit 19 detik.

Kemudian letusan ketiga pada H-10 Idul Fitri terjadi pukul 01.45 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 600 meter dari atas puncak.

Masih dalam laporan yang disusun oleh Deny, kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah Barat Daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan berdurasi 48 detik, tidak terdengar suara dentuman.

Letusan gunung anak krakatau ketiga terjadi pukul 02.37 wib, jelang umat muslim menjalankan sahur. Ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak.