Sukses

Semarak Mudik Lebaran via Jalur Selatan Jabar Beri Semangat Kebangkitan Ekonomi Warga

Pemanfaatan jalur selatan juga diyakini bisa lebih mengurai kemacetan, serta meningkatkan konektivitas antara wilayah tengah dengan wilayah selatan Jawa Barat.

Liputan6.com, Bandung - Pada masa Lebaran tahun ini, masyarakat diminta agar lebih memanfaatkan jalur pantai selatan (pansela) Jawa Barat untuk mudik. Selain kondisi jalan yang dinilai memadai, juga demi meningkatkan ekonomi dan potensi pariwisata.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, mengatakan, pemanfaatan jalur selatan juga diyakini bisa lebih mengurai kemacetan, serta meningkatkan konektivitas antara wilayah tengah dengan wilayah selatan Jawa Barat.

"Sangat memadai, dilihat dari dimensi jalanya antara 14-21 meter, kemudian sebuah alternatif untuk bisa mengurai kemacetan," katanya saat jadi pembicara di acara JAPRI (Jabar Punya Informasi), digelar hibrid dari Gedung Sate, Selasa (26/4/2022).

Bambang melanjutkan, jika konektivitas antar wilayah tadi meningkat, maka perkembangan ekonomi dan pariwisata diharapkan cepat terbangun.

"Supaya wilayah selatan mampu bisa cepat tumbuh ekonominya, juga sebagai salah satu potensi wisatanya yang ingin dikembangkan," katanya.

Diketahui, beberapa wilayah di Jawa Barat yang berada pada jalur pansela di antaranya seperti Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

166 Ribu Tempat Duduk Per Hari

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, A Koswara mengatakan, untuk angkutan jalan selama mudik lebaran tahun ini, secara keseluruhan tersedia 166.905 kapasitas tempat duduk per harinya. Jumlah tersebut terdiri dari Angkutan Antarkota Antarprovinsi (AKAP) dan Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP), jumlah armada gabungan keduanya tercatat 3.709 unit.

"Untuk kesiapan dari bus ini kita sudah mencoba melakukan pengecekan jauh-jauh hari sebulan sebelumnya, pengecekan di garasi, di terminal-terminal, memang tidak seluruhnya bisa dilakukan pemeriksaan karena kondisinya yang cukup banyak," katanya.

Selain memeriksa kelayakan armada, pihak Dishub juga melakukan pemantauan terhadap tarif perjalanan.

"Untuk pengecekan tarif kita lakukan secara berkala mulai dari terminal atau dari busnya, menempatkan petugas untuk mengecek dan menanyakan kepada penumpang, kalau ada pelanggaran tarif ada sanksinya terhadap perusahaan bus. Kita pantau hanya tarif ekonomi, selain itu diserahkan kepada mekanisme pasar," katanya.

Selain bus, sarana angkutan darat lainnya adalah kereta api. Koswara mengatakan, ada 20 rute kereta dari Jawa Barat, dengan total angkutan per hari sebanyak 738.000 penumpang.