Liputan6.com, Batam - Air Traffic Controller (ATC) Changi Airport melaporkan adanya lampu sorot (laser attack) dari Batam mengarah ke lintasan udara Singapura sehingga mengganggu penerbangan.
Laporan tersebut diterima langsung oleh Mayor Lek Wardoyo selaku Kadisops Lanud Hang Nadim melalui pesan singkat.
"Berawal info dari Air Traffic Controller (ATC) Singapure ke tower Airnav Batam, lanjut diinformasikan ke Ditpam BP Batam malam ini terjadi dua kali laser attack kepada pesawat yang approach di bandara Changi Singapura," kata Mayor Lek TNI AU Wardoyo, Jumat (29/4/2022).
Advertisement
Baca Juga
Kemudian laporan tersebut diteruskan ke komandan lanud serta jajaran untuk ditindaklanjuti.
“Info dari Airnav, ATC Singapore menginformasikan malam ini terjadi dua kali laser attack kepada pesawat yang approach Changi, koordinatnya kira-kira di area Ocarina,” ucapnya.
Selanjutnya anggota Lanud Hang Nadim bergerak menelusuri serta memeriksa lokasi yang dimaksud ternyata nihil. Hingga hampir tengah malam baru diketahui lampu sorot tersebut berasal dari atas Hotel Sky One Harbour Bay Batam.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Saksikan Video Pilihan Ini:
Janji Tidak Mengoperasikan Lagi
Setelah diberikan pengertian serta edukasi oleh anggota Lanud Hang Nadim dan Ditpam, pihak manajemen bersedia mematikan lampu tersebut dan berjanji untuk tidak mengoperasikan lampu sorot tersebut karena mengganggu penerbangan.
Perwakilan pihak manajemen Hotel SKY One memohon maaf atas terjadinya lampu sorot yang dapat mengganggu penerbangan.
“Saya sudah infokan owner juga untuk tidak bisa pakai lagi di SKY One, karena mengganggu penerbangan,” tambah pihak manajemen.
Sementara itu, Komandan Lanud Hang Nadim Letkol Pnb Iwan Setiawan mengimbau kepada seluruh masyarakat Batam terutama pengelola hiburan untuk tidak menggunakan laser atau lampu sorot berkekuatan besar di malam hari yang dipancarkan ke atas.
“Hal ini sangat berbahaya dalam dunia penerbangan. Selain silau, juga mampu mengganggu konsentrasi penerbang saat melakukan pendaratan,” tegas Iwan Setiawan.
Advertisement