Liputan6.com, Bogor - Nadi adalah seorang penjual bakso gerobak yang mangkal di depan Masjid Harakatul Jannah dekat lampu merah Gadog, Megamendung, Bogor. Selama bulan Ramadan, ia berjualan bakso mulai pukul 17.00. Kalau hari biasa mulai setelah dzuhur.
Penjual bakso asal Malang, Jawa Timur itu tidak tentu pulang jualannya kapan. Ia baru bisa pulang jika bakso-baksonya ludes. Namun jika tidak terjual habis dan sudah larut malam, mau tidak mau ia pulang dengan membawa sisa-sisa bakso dan sayuran.
“Dagangannya kadang habis. Gak selalu habis, gak selalu sepi. Yang namanya jualan gak kaya orang kerja,” kata pria paruh baya yang sudah 30 tahun berjualan bakso itu kepada Liputan6.com, Sabtu (30/4/2022) malam.
Advertisement
Baca Juga
Selama bulan Ramadan ini, bahan-bahan jualan baksonya dikurangi. Supaya pulangnya tidak larut malam.
Hati Nadi seketika bahagia saat belasan anggota Pramuka menyerbu gerobaknya. Bukan untuk mengusir, tapi untuk memborong baksonya sebagai makanan berat berbuka puasa mereka usai bertugas mengamankan lalu lintas menjelang lebaran.
“Alhamdulillah buat penglaris, rezeki kan gak ada yang tau,” katanya dengan gembira.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Saksikan Video Pilihan Ini:
Mudik Setelah Sepi
Setelah melayani beberapa pembeli, ia bercerita bahwa seharusnya ikut mudik lebaran dengan keluarganya ke Malang. Namun karena ongkos naik dua kali lipat dan macet di jalannya, ia memilih untuk berjualan bakso saja di Bogor selama lebaran ini.
“Mudik paling habis lebaran. Jadi cari-cari yang sepi dulu. Rame gini ribet di jalan, ongkos tinggi, macet,” cerita penjual bakso berusia 49 tahun itu.
Nadi menyebut dirinya terakhir mudik satu tahun yang lalu. Kalau mudik biasanya ke rumah orangtuanya di Malang. Karena membuat dan menjual bakso sendiri tanpa kerja ke orang lain, ia kalau mudik bisa sampai satu bulan.
Advertisement